SURABAYA, BANGSAONLINE.com - DPW PKB Jatim Halim Iskandar turut memberikan perhatian terhadap pengusiran Ketua PCNU Surabaya. Halim memerintahkan Fraksi PKB di DPRD Surabaya untuk melakukan investigasi kasus tersebut.
"Saya perintahkan PKB bikin klarifikasi dan segera laporkan," katanya usai bertemu dengan anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PKB, yakni Mazlan Mansyur, Masduki Toha, Laila Mufidah, Camelia Chabibah dan Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin, Jumat (22/4).
Baca Juga: PCNU Surabaya Salurkan Ribuan Paket Daging Kurban
Ketua DPRD Jatim ini meminta menelusuri siapa yang memerintah pengamanan dalam (pamdal) dewan mengusir PCNU Surabaya dari sidang paripurna. Menurutnya, selama sidang tidak tertutup untuk umum, tidak ada alasan bagi pimpinan dewan mengusir masyarakat yang mengikuti paripurna.
"Telusurilah yang merintah siapa. Jernihkan gimana NU kok bisa diusir. Ikut paripurna itu ndak apa-apap. Yang penting ndak bikin masalah, kalau bkin gaduh ya itu ada aturannya sendiri,"terang dia.
Gus Halim, biasa disapa, memandang, keputusan panitia khusus (pansus) pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol (mihol) melarang total peredaran minuman memabukkan di Surabaya sudah final. Karenanya, keputusan itu harus dibawa ke paripurba. "Itu harus diangkat menjadi keputusan paripurna, tidak ada pemelintiran," tegasnya.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Pilih Hadiri Acara Lazismu Dibanding Halal Bihalal PCNU, Ada Apa?
Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha mengaku sedang mengusut kejadian tersebut. Beberapa anggota Fraksi PKB dimintai keterangan, termasuk juga tabayyun kepada Ketua PCNU Surabaya.
"Ini saya lagi ngusut karena masih baru datang umrah, waktu kejadian saya ndak tahu. Pamdal juga sudah saya panggil," terangnya.
Masduki berharap semuanya bersikap jujur, termasuk siapa yang merintah pamdal. Kalau tidak ada yang merintah, kesalahan ada di pihak pamdal. Masduki berjanji akan memberikan sanksi yang tegas.
Baca Juga: PCNU Surabaya Gelar Halal Bihalal Sekaligus Lomba ini
"Sanksinya Pamdal akan diskorsing kalau terbukti pamdal yang bersalah," ungkapnya.
Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin memandang permintaan maaf tidak cukup. Dia meminta kepada Ketua DPRD Surabaya Armuji melakukan klarifikasi untuk meredam kemarahan warga NU.
"Saya minta NU bersabar. Kita cari pokok persoalannya dulu. Saya prihatin dengan kejadian itu," ujarnya.
Baca Juga: LAZISNU dan Fatayat Surabaya Rihlah Bersama 100 Anak Yatim dan Dhuafa
Pria berdarah Madura ini memandang, pamdal tidak berani mengusir tanpa ada perintah. Syamsul menduga, ada permainan dalam kasus mihol. Karenanya, dia meminta ketua dewan dan ketua pansus mihol Eddi Rachmat harus transparan.
"Transparan itu perlu. Tidak mungkin itu terjadi kalau tidak ada motif. Karena sikap NU dari awal sudah jelas diskresi total," tukasnya. (mdr/lan/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News