SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perilaku Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mulai dipertanyakan banyak pihak. Ia diduga mulai menjadikan Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Pahlawan sebagai anak tiri.
Fakta ini terbongkar dengan beberapa keputusannya yang tidak mau mendekat dengan PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Surabaya. Sedangkan di sisi lain, Eri lebih memilih Muhammadiyah sebagai organisasi yang terkesan sebagai anak emas.
BACA JUGA:
- Soal MLB NU, Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan: Jangan-jangan Mereka Gak Bisa Ngaji
- Di Konferwil XVI Fatayat NU Jatim, Khofifah: Jadilah Enabler Leader dan Game Changer
- Berikut Pesan Khofifah untuk Kaum Ibu saat Hadiri Harlah Muslimat NU ke-78 di Tulungagung
- Bupati Blitar Hadiri Peresmian Graha Muslimat NU
Kondisi ini bisa terlihat dengan keputusannya yang hampir tidak pernah mendatangi acara-acara yang digelar PCNU Surabaya. Padahal, Eri telah diundang secara resmi oleh NU Surabaya, seperti Halal Bihalal yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.
Dalam acara ini juga diadakan lomba tumpeng yang diikuti oleh 26 MWCNU se-Surabaya dengan dihadiri oleh Rais Syuriyah PCNU Surabaya, KH Ahmad Dzulhilmi Ghozali, Katib Syuriyah KH Syaiful Chalim, dan jajaran orang penting PCNU.
Selain itu, Eri tampak di acara Muhammadiyah yang digelar Lazismu. Ia datang dalam Lazismu Surabaya Award 2024. Bahkan Wali Kota juga dinobatkan mendapatkan Award yang kemudian dibawanya dengan gembira.
"Kita sudah mengundang semua pihak pimpinan di Surabaya, ada dari aparat kepolisian, kejaksaan juga Wali Kota (Eri Cahyadi)," kata Ketua PCNU Surabaya, H Masduki Toha.