SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini punya kebiasaan berkeliling memonitor kondisi kota pada pagi hari, sekitar jam 4.30 WIB. Perempuan berjilbab yang selalu tampil sederhana itu sudah biasa sarapan di mobil dengan makanan ala kadarnya.
Namun, rutinitas orang nomor satu di Pemkot Surabaya itu pada Kamis (11/8) pagi sedikit berbeda. Sebab, Risma -sapaan Tri Rismaharini- mengajak serta para awak media dalam aktivitasnya itu.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Risma berangkat dari rumah pribadinya di kawasan Wiyung dengan bus bersama para wartawan. Sepanjang perjalanan, wali kota sesekali memberi instruksi via handy talkie (HT) saat menjumpai hal-hal yang perlu dibenahi. Instruksi tersebut langsung direspon oleh petugas di lapangan.
“Tadi saya lihat di bundaran Tandes dipakai parkir kendaraan secara sembarangan. Tolong itu diderek saja,” tegas Risma via HT.
Bus terus bergerak ke arah Surabaya barat melewati ruas Jalan Sememi hingga akhirnya berhenti di Taman Cahaya di wilayah Pakal. Di lokasi tersebut, Risma menyoroti molornya pembangunan taman tersebut. Sejumlah catatan pun disampaikan, di antaranya terkait fungsi lapangan yang seharusnya menyatu dengan Taman Cahaya. Termasuk, desain di beberapa titik yang menurut wali kota kurang sesuai. Hal ini langsung ditindaklanjuti oleh petugas dari dinas kebersihan dan pertamanan (DKP).
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Setelah Taman Cahaya, rombongan bergerak menuju Sumberejo. Di tengah jalan, Risma menyempatkan diri mengunjungi SDN Sumberejo 2. Mengetahui Risma memasuki halaman sekolah, ratusan siswa bersorak antusias menyambut wali kota peraih gelar doktor honorus causa dari ITS itu.
Di SDN Sumberejo 2, Risma mengecek kondisi kelas dan kamar mandi. Hal yang menarik perhatian Risma adalah terkait urinoir. Fasilitas yang disediakan di kamar mandi putra ini tampaknya jarang dipakai. Menurut dia, ada kemungkinan para siswa belum tahu cara menggunakan urinoir tersebut.
“Standar kamar mandi di sekolah-sekolah sekarang seperti itu. Ada urinoir-nya. Tapi, ini tadi saya cek kelihatannya jarang dipakai. Makanya, saya instruksikan kepada dinas pendidikan untuk memberi pemahaman kepada para siswa,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Di tengah kunjungan di SDN Sumberejo 2, ada kejadian menarik. Beberapa siswa menangis di pelukan Wali Kota Risma. Mereka memohon agar Risma tetap berada di Surabaya. “Ibu tolong jangan ke Jakarta,” kata salah seorang siswa sambil berlinang air mata.
Risma pun terlihat berusaha menenangkan para siswa yang menangis itu. Di akhir kunjungannya di SDN Sumberejo 2, dia berpesan agar para siswa tidak gampang menyerah. “Kalian harus belajar yang rajin dan tidak boleh putus asa,” tuturnya.
Kabag Humas M. Fikser mengatakan, pada kesempatan ini wali kota memang ingin berbagi pengalaman monitoring kondisi kota bersama para wartawan. Selama ini, lanjut dia, rutinitas wali kota di pagi hari itu jarang terekspos media.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
“Biasanya Bu Walikota selalu mengawali hari dengan sidak gorong-gorong, membantu atur lalu-lintas, dan sebagainya. Nah, kali ini beliau ingin berbagi pengalaman tersebut bersama para awak media, sebab menurut beliau, media adalah bagian penting dalam proses pembangunan suatu kota,” terang mantan Camat Sukolilo ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News