JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mulai menyeret Nahdlatul Ulama (NU) untuk kepentingan politiknya dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Ia secara terangan-terangan mengaku bersama NU untuk bertarung dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
Pernyataan Ahok itu disampaikan saat merespon gerakan koalisi kekeluargaan yang terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
BACA JUGA:
- Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
- Sandiaga Uno Beri Sinyal Gabung Prabowo-Gibran, Nusron: Semua Indah pada Waktunya
- Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi
- Ahok Pengibar Politik Identitas Tingkat Tinggi, Pernah Diberi Gelar Sunan Kalijodo
"Lebih solid kita kok. Lebih solid sama keluarga NU (Nahdlatul Ulama). ha-ha-ha," ujar Ahok sambil menunjuk Anggota pemenangannya, Nusron Wahid, di Rumah Lembang, Jakarta, Kamis (25/8).
Nusron Wahid yang ketua PBNU di bawah kepemipinan KH Said Aqil Siradj itu memang didapuk sebagai ketua tim pemenangan Ahok. Untuk memenangkan jagonya, Nusron bahkan menggunakan ritual-ritual Islam meski Ahok non-Muslim.
“Ini dari upaya kita memohon ridho Allah SWT agar pemanfaatan rumah ini berkah," kata Nusron Wahid saat menyampaikan sambutan singkatnya pada peresmian Rumah Lembang, Jakarta Pusat sebagai base camp pendukung Ahok, Kamis (25/8).
Peresmian base camp pendukung Ahok tersebut dibuka dengan khataman Al-Quran dan pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani yang dipimpin oleh Nusron Wahid.
(BACA: Nusron Wahid Pimpin Manaqiban dan Khataman Qur’an untuk Posko Ahok)
Ahok juga meminta para lawannya nanti di Pilgub DKI 2017 tidak memakai SARA dalam berpolitik. Dirinya mengaku siap dikritik terkait program dijalankan selama menjabat gubernur DKI.
"Silakan orang bisa kritik saya apa kegagalan saya selama jadi gubernur. Di situ saya akan jawab. Lawan saya juga harus keluarkan program yang lebih baik dari saya, jangan keluarkan fitnah yang tidak perlu, itu bisa jadi mencoreng nama bangsa, itu kan SARA, sama saja membongkar pondasi dari bangsa," terangnya.
Meski Ahok kini menyeret NU tapi bukan berarti ia didukung PWNU DKI Jakarta. Ia kini justru berseteru hebat dengan PWNU DKI Jakarta. Bahkan PWNU DKI Jakarta kini lagi geram dengan Ahok gara-gara dianggap memfitnah Saefullah, Ketua PWNU Jakarta yang juga menjabat Sekretaris Daerah DKI Jakarta.
Beberapa waktu lalu Ahok melontarkan tudingan miring ke Saefullah. Ahok menyebut Saefullah sebagai sosok berbahaya yang mampu menggerakkan camat dan lurah untuk kepentingan politiknya.
Karuan saja PWNU DKI Jakarta marah. "Bicara jangan didasarkan pada asumsi saja, apalagi sekadar opini by design," kata Wakil Ketua PWNU DKI Azis Khafia dalam keterangannya pada RMOLJakarta, Minggu (21/8).
Dia yakin Ahok melontarkan tudingan tersebut lantaran resah melihat Saefullah mulai dilirik partai politik sebagai sosok yang layak diusung pada pemilihan gubernur mendatang. Apalagi Saefullah adalah birokrat yang memulai karier dari bawah, sehingga saangat mengerti permasalahan Jakarta.
Menurut dia, tudingan tersebut menunjukkan karakter Ahok yang temperamental serta tidak bisa mengakui kelebihan orang lain. Padahal, mantan bupati Belitung Timur itu harusnya bangga kinerja anak buahnya diakui oleh partai politik.