SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Lapindo Brantas Inc (LBI) menjamin pasokan gas bumi untuk program jaringan gas (Jargas) tidak terganggu menyusul dimatikannya secara manual (shut-in) sumur Tanggulangin (TGA) 5 akibat bocornya pipa penyalur distribusi menuju gas plant di TGA-3, Sabtu (15/10) lalu.
Pasokan Jargas langsung dialihkan dari sumur TGA-1 dan TGA-2. “Meski ada sumur yang terpaksa shut-in, tetapi pasokan untuk program Jargas tidak terganggu. Kami pasok gas dari sumur lain. Kami saat ini bersiap memperbaiki pipa yang bocor agar sumur TGA 5 segera berproduksi kembali,” kata Vice President Operation LBI, Harsa Harjana, dalam rilis yang dikirim ke BANGSAONLINE.com, Minggu (23/10)
Baca Juga: Minarak Brantas Gas, Inc. Berkontribusi bagi Perkembangan Ekonomi Sidoarjo
Ini ditegaskan Lapindo menyusul kekhawatiran warga pasokan gas untuk Jargas bakal terganggu. Seperti diketahui, Pertagas sedang menuntaskan program jargas sekitar 3.850 sambungan rumah (SR) untuk warga Tanggulangin, Sidoarjo. Gas program Jargas itu diambilkan dari sumur Lapindo yang ada di Tanggulangin.
Katanya, pipa yang bocor ada di bawah aliran sungai di Desa Kalidawir. Dugaan sementara, pipa yang bocor ada di bagian ujung pipa di bawah air sungai, tepatnya pada kedalaman 2 meter dari dasar sungai. Diduga, kebocoran itu akibat ada timbunan air yang terbawa gas pada bagian pipa yang berbentuk ‘U’. Lapindo tidak akan memperbaiki pipa lama di sungai itu, namun akan mengganti dengan pipa baru dan posisinya dipindah ke atas sungai.
Dijelaskan Harsa, kebocoran pipa itu terjadi Sabtu (15/10) lalu, tepatnya sekitar pukul 22.00. Saat itu Marsam, warga Kalidawir, melihat ada buble dan air muncrat bersama endut dari sungai.
Baca Juga: Pemkab Sidoarjo Usulkan Tambahan 30 Ribu Jargas Untuk Tanggulangin dan Candi
"Karena pipa yang bocor ada di dasar sungai muncul buble dan muncratan air bersama endut dari dasar sungai yang terbawa gas yang mencari jalan keluar," bebernya.
Mendapat laporan itu, Chusnul Maab, Operator Produksi Lapindo langsung melakukan pengecekan tekanan sumur TGA 5. Dari data yang ada di Gas Flow Computer terlihat tekanan gas memang drop yang mengindikasikan terjadinya kebocoran pipa gas.
Karena itu, langsung dilakukan shut-in pada sumur TGA 5. Tidak sampai 30 menit, aliran gas sudah bisa dihentikan untuk meminimalkan risiko. Sekitar pukul 23.00 buble dan air bercampur endut yang muncrat sudah berhenti total.
Baca Juga: Lapindo Brantas Kembali Gelar Pelatihan Hidroponik
“Lapindo mengucapkan terima kasih pada Pak Marsam yang langsung tanggap melapor sehingga kebocoran pipa bisa segera tertangani. Ini menunjukkan komunikasi antara Lapindo dan warga telah terjalin baik,” beber Harsa.
Dipaparkan, saat itu Lapindo Brantas memang sedang mengirimkan gas sebesar 10 MMcsf sesuai permintaan Pertagas Niaga. Harusnya saat itu tekanan 570 psig, tetapi di layar tekanan tinggal 278 psig. “Jadi karena bocor alus, kebocoran tidak tidak langsung berpengaruh pada safety valve di sumur TGA 5 sehingga tidak terjadi shutdown otomatis,” katanya.
Terpisah, Kades Kalidawir, M Anas meminta Lapindo segera memperbaiki pipa yang bocor. Alasannya pipa itu sangat vital untuk mengalirkan gas. Selain sudah lama menunggu gas in, kini jangan sampai harapan gas in terganggu kebocoran pipa. "Karena sudah terjadi kerusakan, harusnya diganti dengan pipa baru, melintas di lokasi aman. Mudah-mudahan gas ini juga segera direalisasikan dan tidak tertunda lagi," harapnya. (sta/rev)
Baca Juga: Gandeng Lapindo Brantas, 'Sidoarjo Positif' Gelar Pelatihan Marketing Produk UKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News