Dewan Surabaya Tetap Ngotot Kader Parpol Bisa jadi Pengurus RT/RW

Dewan Surabaya Tetap Ngotot Kader Parpol Bisa jadi Pengurus RT/RW Adi Surtarwijono

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - DPRD Surabaya tetap berkeinginan melakukan pengubahan klausul syarat pengurus Rukun Tetangga (RT) / Rukun Warga (RW) yang terdapat di Perwali 38/2016. Klausul yang dimaksud adalah larangan anggota Partai Politik (Parpol) menjadi pengurus RT/RW.

“Kami mengusulkan klausul syarat pengurus RT/RW yang melarang anggota Parpol itu diubah menjadi pengurus Parpol. Dengan diubah menjadi pengurus parpol, maka justru pantauan dan evaluasinya bakal lebih signifikan mengingat data pengurus Parpol pasti bisa diakses di masing-masing Parpol,” ujar anggota Pansus Organisasi RT/RW, Adi Surtarwijono, Selasa (3/1).

Baca Juga: Larang Pengurus RT/RW Masuk Partai, Demokrat dan NasDem Kompak Minta Permendagri 5/2007 Direvisi

Menurut Adi, validasi data pengurus parpol akan lebih mudah jika dibandingkan data anggota parpol ketika dilakukan proses pemilihan pengurus RT/RW. Pihak panitia pemilihan RT/RW, lanjutnya, tinggal meminta pada pengurus partai yang bersangkutan untuk memastikan status politik calon pengurus.

“Data pengurus partai dari atas sampai bawah itu terdata resmi di partai. Tinggal minta ke pengurus partai setempat. Kalau masih menggunakan klausul anggota, justru panitia akan kesulitan. Masak harus ngobok-obok dompet orang, kan gak bagus,” ujar Adi.

Berbagai daerah, lanjut anggota Komisi A dari FPDIP ini, sudah banyak yang mensiasati aturan Permendagri 5/2007 yang dijadikan dasar Pemkot Surabaya melarang anggota Parpol untuk menjadi pengurus RT/RW dalam Perwali 38/2016.

Baca Juga: Dewan Ngotot Kader Parpol Bisa Jabat Ketua RT, RW, dan Anggota LKMK

Perda RT/ RW Provinsi DKI Jakarta, lanjut Adi, sudah menggunakan klausul pengurus parpol sebagai pensiasatan, sementara Perda serupa di kota Bekasi malah tidak mencantumkan syarat terkait partai politik.

“Bisa disiasati, karena di Permendagrinya hanya menyebut bukan dari Partai Politik. Implementasinya tergantung arah kebijakan yang diambil masing-masing daerah,” tegasnya.

Terkait sudah terlanjurnya aturan organisasi RT/RW diundangkan dalam bentuk Perwali, Adi menyebut bisa diubah dengan menyesuaikan pada Perda yang akan ditetapkan. “Kalau Perdanya sudah jadi, Perwali tinggal menyesuaikan saja,” terangnya. (lan/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO