Operasi Katarak dengan Teknik Canggih Diperkenalkan Pertama Kali di Surabaya

Operasi Katarak dengan Teknik Canggih Diperkenalkan Pertama Kali di Surabaya Suasana pelatihan untuk meningkatkan keahlian operasi katarak dengan teknik canggih dan terbaru, yakni phacoemulsification diikuti 30 dokter spesialis mata se-Indonesia. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 30 dokter spesialis mata dari berbagai daerah di Indonesia, mengikuti Phaco Workshop yang digelar Klinik Mata Utama (KMU), Sabtu-Minggu, 15-16 Juli, di Hotel Sheraton, Surabaya. Kegiatan ilmiah ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia.

KMU menggandeng (Persatuan Dokter Mata Indonesia) dan Inascrs (Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery). Phaco Workshop ini merupakan pelatihan untuk meningkatkan keahlian operasi katarak dengan teknik canggih dan terbaru, yakni phacoemulsification. Dengan teknik ini, operasi bisa lebih cepat, tanpa jahit, tanpa sakit, dan sembuh lebih cepat.

Baca Juga: Persiapan Apoteker Hadapi Tantangan dan Peluang Obat Digital di Era Globalisasi

"Kami sangat berharap kegiatan ini merupakan sumbangsih KMU untuk percepatan dan peningkatan kualitas layanan operasi mata bagi masyarakat," kata dr. Uyik Unari, SpM, Direktur KMU, Sabtu (15/7).

Materi workshop tak hanya teori, melainkan lebih banyak dengan praktik wet lab menggunakan mata babi. Peralatan operasi lengkap juga diboyong ke Sheraton. Hadir sebagai instruktur, dr Imam Tiharyo, SpM (K), M. Kes, dr. Johan Hutauruk, SpM (K) (Inascrs), dr Wimbo Sasono, SpM () dan para dokter spesialis mata KMU.

Latar belakang digelarnya workshop ini adalah karena masih sedikitnya dokter mata yang sudah bisa melakukan operasi dengan teknik phaco. Padahal jumlah pasien katarak semakin banyak di Indonesia.

Baca Juga: Fakta Buah Pare, Mampu Gugurkan Kandungan Hingga Sebabkan Impotensi?

Di Indonesia, lanjut Uyik Unari, kemampuan operasi mata masih di kisaran 800 mata per tahun. Padahal, mengutip standar WHO (World Health Organization), mestinya 4000 mata per tahun per 1 juta penduduk.

"Artinya, kita ketinggalan sekali. Sehingga pelatihan semacam ini harus lebih sering digelar. Alhamdulillah, antusiasme peserta juga sangat terasa. Salah satu sebabnya karena mereka kini tak harus belajar ke luar negeri untuk belajar tehnik ini, " lanjut alumnus FK Unair ini, bersemangat. (mdr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Terbukti! Cara ini Basmi Kecoa di Mobil Anda':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO