Peserta Expo Koperasi dan UMKM Jatim Keluhkan Sepi Pembeli

Peserta Expo Koperasi dan UMKM Jatim Keluhkan Sepi Pembeli Peserta expo dari Kota Blitar.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejak dibuka, Expo Koperasi dan UMKM di Grand City pada tanggal 26-30 Juli 2017 yang dihadiri oleh Gubernur Jatim Soekarwo, minat pembeli maupun pengunjung, dinilai sepi. Jauh dari target yang diinginkan oleh para penyewa stand. Acara Expo Koperasi dan UMKM sendiri digelar dalam rangka merayakan HUT Koperasi ke-70.

Meskipun setiap hari di lokasi pameran tersebut disajikan berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Expo, namun tetap tidak menarik minat warga Surabaya. Hal tersebut diakui oleh beberapa pengrajin dan UKM yang ikut pameran.

Baca Juga: Dampingi Presiden Cek Harga di Pasar, Pj. Gubernur Jatim Pastikan Harga Bapok Terkendali

"Pengunjungnya sepi mbak. Biasanya kalau pameran di tempat mewah seperti ini, dagangan saya laris manis. Gak tahu kenapa kok sekarang gak seberapa laku. Kalau saya amat-amati, mungkin pengunjungnya kurang banyak. Sebagian besar pengunjung hanya melihat-lihat saja," ulas Erni dan Rina yang datang jauh-jauh dari kota Blitar.

Bahkan Rina mengaku belakangan ini pemerintahnya sudah tidak lagi memberikan hibah apa-apa jika ada kegiatan pelatihan. "Dulu setiap ada pelatihan batik, kita disumbang meja, alat batik dan juga cap. Kalau mau latihan bikin bakso kita juga disediakan bahan dan diberikan rombong untuk setiap orang yang ikut pelatihan. Katanya ada perda apa gitu lho, terus bantuan dihentikan. Jadi kebanyakan warga aras-arasen kalau diajak ikut pelatihan," sambung Rina.

Keluhan peserta pameran yang lain, beda lagi. Pengrajin rotan ini mengakui bahwa di ajang pameran ini, dia tidak memasang target khusus, dia hanya mengatakan bahwa produknya sudah laku Rp 5 juta dari awal pameran hingga saat ini.

Baca Juga: Mampir ke Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy, Khofifah Kagum dan Ajak Masyarkat Beli Produk UMKM Jatim

"Saya hanya punya target Rp 10 juta buat balik modal," katanya sembari tertawa.

"Biasanya saya mendapatkan buyer saat sudah selesai pameran. Alhamdulillah produk saya sudah diexpor ke Korea. China dan Perth Australia. Saat ini kendala saya cuma terhalang masalah bahan baku. Bahan baku rotan sudah sulit saya dapatkan, kalaupun dapat, kualitasnya jelek banget. Jadi saya terpaksa menggunakan rotan sintetis. Sejujurnya rotan sintetis kurang memiliki art seperti yang saya inginkan. Namun daripada saya tidak produksi, ya terpaksa saya mengikuti arus saja," tambah dia.

Namun laki-laki muda ini menjelaskan, justru rotan Indonesia banyak dimiliki pengrajin Cina. Hal tersebut diungkapkan ketika mengikuti pameran di negeri bambu itu, produk serupa seperti yang dikerjakan nya, bahan baku rotan nya sangat bagus.

Baca Juga: Pj. Gubernur Jatim Bahas Peluang Kerja Sama dan Ajakan World Trade Conference dari Dubes Peru

"Saya heran, apa Cina punya hutan ya, kok rotan nya bagus-bagus. Atau rotan kita sudah diexpor semua ke Cina sehingga rotan yang tersisa buat pengrajin seperti saya ditinggali rotan yang elek-elek," pungkas dia.

Sampai berita ini diturunkan, tidak ada satupun staf atau pegawai dari Dinas Koperasi dan UMKM provinsi Jatim yang bisa dikonfirmasi. (yul/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO