BLITAR, BANGSAONLINE.com - Menyusul kejadian tujuh ekor sapi mati mendadak di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar langsung melakukan pemeriksaan hewan ternak sapi. Pemeriksaan dilakukan di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.
Hal itu dilakukan sebagai upaya agar penyakit yang menyebabkan tujuh hewan ternak mati mendadak tak terulang kembali. Utamanya di wilayah dengan populasi ternak sapinya cukup tinggi seperti di Kecamatan Pangungrejo, yang merupakan kecamatan dengan pupulasi ternak sapi paling tinggi di Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Nanang Miftahudin mengatakan, sebenarnya pelayanan kesehatan hewan terpadu ini adalah agenda rutin. Namun dengan ditemukannya kasus sapi mati mendadak di Kecamatan Srengat pemeriksaan akan semakin diintensifkan.
"Pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan," jelas Nanang Miftahudin, Rabu (11/4).
Menurut dia, pasca kematian secara mendadak tujuh ternak sapi tersebut pihaknya tidak menerima laporan adanya sapi yang mengalami gelaja serupa di wilayah lain. Namun sebagai upaya pencegahan, pemeriksaan perlu dilakukan.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
Selain memeriksa kesehatan sapi, petugas Dinas Peternakan Kabupaten Blitar yang bekerjasama dengan balai besar veteriner Jogyakarta tersebut memberikan vitamin dan suntikan anti cacing serta mengambil sampel feses hewan. Terlebih pergantian cuaca juga biasanya menyebabkan berkembangnya bakteri yang membuat hewan rentan terserang penyakit.
"Sampai saat ini tidak ada laporan di wilayah lain. Meski begitu kami tetap melakukan langkah antisipasi. Untuk di Desa Purwokerto sendiri kami akan lakukan pemeriksaan serupa. Namun secara dor to dor tidak dikumpulkan di satu tempat karena rawan tertular," paparnya.
Sebelumnya tujuh hewan ternak sapi milik warga Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, dilaporkan mati mendadak. Sapi-sapi itu mati dalam kurun waktu sebulan terakhir. Diduga hewan ternak itu mati karena terserang penyakit ngorok (Septeicaemia efizooticae).
Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus
Sebelum mati, sapi milik warga mengalami gejala sakit seperti demam tinggi diatas 39 derajat celcius sampai 42 derajat celcius, gangguan pernafasan, serta nafsu makan berkurang. (ina/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News