SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor dua periode Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berharap kebohongan yang telah dilakukan aktivis perempuan Ratna Sarumapaet tidak hanya berakhir dengan permohonan maaf. Jalur hukum harus segera ditempuh sehingga mampu memberikan efek jera bagi siapapun, terutama bagi yang sudah dianggap pemimpin oleh masyarakat untuk tidak mudah mengumbar kebohongan untuk tujuan politik.
"Saya kira Ratna layak masuk penjara. Dia telah menebarkan hoax yang luar biasa dan menipu masyarakat serta menipu banyak tokoh negeri ini," kata Gus Ipul, Rabu (3/10) malam.
Baca Juga: Viral Pernyataan Babe Haikal Terkait Sertifikasi Halal, Mahfud MD Beri Tanggapan Menohok
Gus Ipul yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur ini mengatakan, Ratna harus mempertanggung jawabkan drama kebohongan yang telah dia buat dengan pertanggung jawaban secara hukum.
"Ratna harus bertanggung jawab, syukur-syukur kalau polisi segera menetapkan tersangka karena membuat gaduh di tengah negeri ini dalam suasana berduka," ujarnya.
Akibat drama kebohongan yang dibikin Ratna Sarumpaet, elit negeri hampir saja bertikai. Masyarakat dibuat gaduh dan saling serang di media sosial.
Baca Juga: Siswa MTsN Kota Pasuruan Juara 1 MYRES Nasional, Mas Adi: Anak Muda yang Harumkan Daerah
Semula kebohongan ini menyasar penguasa dan menuduh negara telah membiarkan tindak kekerasan yang melanggar HAM. Ujung-ujungnya kebohongan ini pada akhirnya merugikan elit lainnya yang telah membela mati-matian kebohongan yang dibuat Ratna Sarumpaet.
"Menurut saya ini berbahaya sekali. Maka itu sebagai pelajaran generasi yang akan datang perlu dilakukan proses hukum yang cepat karena telah membuat gaduh. Yang salah harus dihukum," kata Ketua PBNU tersebut.
Sekadar diketahui, drama kebohongan Ratna Sarumpaet bermula ketika sebuah foto yang memperlihatkan wajah Ratna Sarumpaet lebam penuh benjolan viral di media sosial.
Baca Juga: Aura Kekuasaan Jokowi Meredup, Ini Dua Indikatornya
Belakangan para tokoh oposisi dari tim Prabowo-Sandi lantas membela Ratna dan menyebut bahwa Ratna telah dipukuli orang dan menuding pemerintah berada di belakang pemukulan ini.
Namun setelah dua hari publik dibuat gaduh dengan isu ini, pada Rabu 3 Oktober 2018 sore tadi, Ratna muncul ke publik dan menyebut jika dirinya telah berbohong. Mukanya penuh benjolan ternyata bukan akibat penganiayaan, melainkan akibat operasi sedot lemak. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News