Ingin Toko Kelontong Survive, Wali Kota Risma Beri Pelatihan 530 Pelaku Usaha

Ingin Toko Kelontong Survive, Wali Kota Risma Beri Pelatihan 530 Pelaku Usaha Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan pengarahannya. foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 530 pelaku usaha toko kelontong hadir mengikuti training atau pelatihan oleh Dinas Perdagangan Kota Surabaya di Graha Sawunggaling, kompleks Pemerintah Kota Surabaya, Rabu (6/2/2019).

Dalam pengarahannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sengaja mengumpulkan para pelaku usaha toko kelontong tersebut karena banyak di beberapa daerah perkotaan, toko kelontong ini semakin lama semakin punah. Ia tidak mau hal itu terjadi di Surabaya. Ia menginginkan toko kelontong itu bisa terus hidup dan semakin survive. 

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

“Saya ingin menghidupkan toko kelontongan ini, saya ingin mereka makin survive di tengah perkembangan zaman,” kata Risma, sapaan Tri Rismaharini usai memberikan pengarahan.

Menurut Risma, memang tidak mudah untuk menghidupkan dan membuat mereka terus survive. Namun, semua itu bukan tidak mungkin untuk dilakukan bersama-sama. Makanya, membentuk mereka per kelompok di setiap kecamatan. 

“Kita buat koperasi per kecamatan. Progresnya pun sangat bagus, terbukti di Kecamatan Sawahan dan Rungkut. Pasti ada yang jalan dan ada pula yang tidak. Nah, nanti yang tidak jalan ini akan kita evaluasi,” ucapnya.

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu juga menjelaskan bahwa dengan dibentuk koperasi, maka mereka akan bisa membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk tokonya secara bersama-sama dengan harga lebih murah. 

"Apabila membeli bersama-sama dengan jumlah yang banyak, maka dipastikan harganya akan lebih murah, sehingga sangat cocok untuk dijual kembali dan keuntungannya bisa lebih besar. Kami juga ajari dan training mereka pengelolaan toko dan keungannya,” jelasnya.

Melalui cara itu, ia berharap para pelaku usaha toko kelontongan ini akan survive. Jika sudah survive, maka bisa dipastikan mereka akan bisa bersaing meskipun banyak toko modern. Apalagi, jumlah penduduk Kota Surabaya terus bertambah. 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

“Artinya, kebutuhan sehari-hari warga akan semakin bertambah. Mereka ini akan menjadi solusi solutif karena mereka sendiri yang menjadi juragan dan pelayan bagi tokonya masing-masing. Bahkan, nanti mereka bisa membuka lowongan kerja baru, minimal anak cucunya yang akan melanjutkan usahanya itu,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga mengajak para pelaku usaha toko kelontongan itu untuk tidak mudah menyerah. Sebab, warga Kota Surabaya adalah anak cucu para pahlawan yang tidak mengenal kata menyerah, selalu bekerja keras dan berani melawan apapun. 

“Oleh karena itu, ayo kita lawan hambatan-hambatan yang membuat kita malas. Ayo kita buktikan bahwa kita ini penguasa di kota tercinta ini,” kata dia.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

Ia juga tidak ingin Kota Surabaya yang sudah dibangun berdarah-darah ini, bisa dinikmati oleh warga Kota Surabaya. Makanya, ia meminta mereka untuk menjadi penguasa dan tuan serta nyonya di Kota Surabaya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati memastikan bahwa pendampingan kepada para pelaku usaha toko kelontongan ini merupakan program Wali Kota Risma yang sudah lama berjalan. Selama ini, mereka sudah didampingi dan diberikan pengarahan oleh Wali Kota Risma supaya terus berkembang dan semangat dalam mengelola tokonya. 

“Hari ini yang hadir mengikuti pengarahan Bu Wali sebanyak 530 pelaku usaha toko kelontongan. Kalau total secara keseluruhan di Surabaya ada sebanyak 1.200 lebih toko kelontongan,” kata Wiwiek.

Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat

Nantinya, mereka akan mendapatkan beberapa pelatihan, seperti pelatihan penataan toko, pengelolaan administrasi stok barang dan keluar, pengelolaan keuangan masuk dan keluar, serta pemasaran dan penjualannya. 

“Mereka juga sudah dibentuk beberapa koperasi per kecamatan. Hingga saat ini sudah ada 7 koperasi di 7 kecamatan. Anggotanya pun beragam, ada yang 60 dan ada pula yang 54 anggota. Semuanya berasal dari kecamatan tersebut,” ujarnya.

Adapun tujuh kecamatan yang sudah ada koperasinya itu adalah di Sambikerep, Krembangan, Sawahan, Tambaksari, Gubeng, Tenggilis, dan Rungkut. Koperasi ini akan terus dibentuk di setiap kecamatan di Surabaya. Tentunya, nanti di 31 kecamatan Surabaya, diharapkan ada semua koperasinya. (ian/rev)

Baca Juga: Eri Cahyadi Terbitkan SE Larangan Judi Online di Lingkungan Pemkot Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO