Selamatkan Anak Putus Sekolah, Pemkot Surabaya Gandeng 14 Perguruan Tinggi Bentuk Kakak Asuh

Selamatkan Anak Putus Sekolah, Pemkot Surabaya Gandeng 14 Perguruan Tinggi Bentuk Kakak Asuh Wali Kota Risma saat memberikan sambutan dalam acara Gathering Campus Social Responsibility di Universitas Surabaya (Ubaya) Jalan Raya Kali Rungkut, Minggu (28/4). foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, permasalahan pendidikan tak lepas dari berbagai faktor. Selain faktor masalah ekonomi keluarga, kemauan anak-anak untuk menempuh pendidikan, juga menjadi salah satunya. Karena itu, melalui program CSR, pihaknya ingin menyelamatkan masa depan generasi muda, serta memutus mata rantai permasalahan sosial sejak dini, melalui mahasiswa yang berperan sebagai pendamping dan kakak.

“Dengan pendidikan yang baik, kita bisa mengangkat derajat kita, bukan hanya diri pribadi, tapi juga bangsa dan negara kita,” kata Risma, sapaan Wali Kota Surabaya dalam acara Gathering Campus Social Responsibility di Universitas Surabaya (Ubaya) Jalan Raya Kali Rungkut, Minggu (28/4).

Pada kesempatan itu, Risma memberikan motivasi penguatan kepada 350 adik-adik yang menjadi anak asuh program CSR tersebut, agar terus bersemangat menempuh pendidikan. Tak hanya itu, di kesempatan ini, ia juga mengapresiasi para pendamping atau kakak-kakak mahasiswa, yang dengan sabar dan tekun membimbing adik asuhnya agar terus bersemangat untuk menempuh pendidikan sekolah.

“Betapa luar biasanya kakak-kakak pendamping yang mau membimbing adik-adik ini. Jadi kakak-kakak ini, seperti kakak kalian sendiri. Setelah ada program CSR ini, anak-anak menjadi luar biasa,” ujarnya.

Di hadapan 350 kakak-kakak pendamping yang merupakan mahasiswa dari 14 perguruan tinggi di Surabaya itu, wali kota peraih penghargaan Scroll of Honour Award dari UN Habitat ini juga berpesan, apabila mereka mengetahui adanya anak rentan putus sekolah, agar bisa disampaikan ke pemerintah. Sebab menurutnya, informasi yang mereka sampaikan, secara tidak langsung membantu pemerintah dalam upaya menyelamatkan generasi bangsa.

“Jika kakak-kakak tahu informasi ada anak yang putus sekolah bisa disampaikan kepada kami. Kalau ternyata orang tuanya yang bermasalah seperti tidak bekerja, tolong sampaikan ke kami. Saya akan coba mencarikan solusinya,” pesannya.

Karena itu, tujuan utama program CSR adalah untuk mengembalikan anak putus sekolah ke bangku pendidikan, serta menguatkan motivasi anak rentan putus sekolah untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Program CSR juga bertujuan untuk menyelamatkan masa depan generasi muda, serta memutus mata rantai permasalahan sosial sejak dini, melalui mahasiswa yang berperan sebagai pendamping dan kakak.

melalui Dinas Sosial (Dinsos) menjalin kerja sama dengan 14 Perguruan Tinggi di Surabaya. Kerja sama itu, dalam bentuk program Campus Social Responsibility (CSR), yakni pendampingan untuk anak putus sekolah dan rawan putus sekolah. Program yang digagas sejak tahun 2014 itu, misi utamanya adalah mendampingi dan membantu anak usia sekolah lewat pendampingan mahasiswa.

CSR merupakan alternatif yang tepat untuk memitigasi potensi anak putus sekolah tersebut. Mahasiswa dinilai mampu mengatasi problem adik asuh melalui pendekatan persuasif. Juga, menghubungkan dengan berbagai akses pembiayaan. Melalui program tersebut, diharapkan mahasiswa sebagai pendamping mampu mentransfer perilaku dan kebiasaan-kebiasaan baik kepada adik asuhnya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO