SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejak 2016, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menggunakan teknologi solar cell atau pembangkit listrik tenaga matahari yang diaplikasikan ke sejumlah titik.
Misalnya, Traffic Light (TL), penerangan jalan umum, rumah pompa, Terminal Purabaya, sekolah, hingga kantor instansi pelayanan publik.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Selain bertujuan untuk meminimalisir saat gangguan listrik padam, teknologi ini juga bermanfaat pada penghematan anggaran yang dikeluarkan Pemkot Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menceritakan, awal penggunaan solar cell saat itu terjadi peristiwa angin puting beliung yang menerjang sejumlah kawasan Kota Surabaya. Imbasnya, sejumlah kantor instansi pemerintahan tidak bisa melayani karena aliran listrik terganggu akibat puting beliung tersebut.
“Selain itu sejumlah ruas jalan juga mengalami kemacetan lalu lintas akibat dari lampu traffic light yang tidak berfungsi dengan baik karena aliran listrik terganggu,” kata Risma usai menghadiri tasyakuran Peringatan HUT ke-53 Korem 084/Bhaskara Jaya di Aula Bhaskara Jaya Makorem, Selasa (06/08/2019).
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Oleh karena itu, Risma kemudian memutuskan untuk menggunakan teknologi solar cell tersebut. Terbukti, hingga saat ini Pemkot Surabaya belum pernah mengalami kendala saat melayani warganya yang diakibatkan putusnya aliran listrik. “Kemudian kita pasang (solar cell), sekarang ada 100 titik, kita sudah pasang hampir 70 persen,” jelasnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan, dahulu Pemkot Surabaya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 1 juta per bulan untuk satu titik traffic light. Biaya itu digunakan untuk daya serta instalasi listrik. Namun sekarang, pemkot hanya mengeluarkan biaya untuk sewa meteran sekitar Rp 90 ribu. “Sebab, semua itu memang harus ada redundant nya (back up) tidak bisa hanya mengandalkan satu,” ujarnya.
Selain memasang solar cell, Pemkot Surabaya juga menambahkan genset pada rumah-rumah pompa yang tersebar di Kota Surabaya. Menurut Risma, salah satu piranti penting dalam mencegah banjir adalah rumah pompa. Terdapat 56 titik rumah pompa yang terpasang genset untuk mengatasi situasi apabila terjadi keterbatasan energi listrik.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
“Jadi kita cover kalau listrik mati itu masih nyala, kemudian itu (solar cell - genset) kita jaga supaya bisa tercover terus,” pungkasnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News