Tujuh Fraksi DPRD Gresik Sampaikan PU Terhadap RAPBD 2020

Tujuh Fraksi DPRD Gresik Sampaikan PU Terhadap RAPBD 2020 Suasana paripurna PU Fraksi terhadap RAPBD 2020. foto: ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Tujuan Fraksi , yakni F-PKB, F-Gerindra, F-Golkar, F-PDIP, F-Nasdem, F-PD, F-PPP dan F-PAN, membacakan pandangan umum (PU) fraksi terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2020, dalam paripurna, Rabu (6/11).

Paripurna dipimpin Ketua DPRD, Fandi Akhmad Yani, juga dihadiri Bupati Sambari Halim Radianto, tujuh fraksi membacakan PU-nya melalui juru bicara masing-masing soal struktur RAPBD 2020.

Baca Juga: Belanja THL Kabupaten Gresik Capai Rp180 Miliar, Anha: Output dan Outcome Harus Jelas

Jubir Fraksi Nasdem, Musa dalam Punya menyatakan, bahwa proyeksi pendapatan daerah pada RAPBD 2020 ditetapkan sebesar Rp 3.630.937.808.544,00.

Rinciannya, pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 1.253.862.737.120,00. Dana perimbangan Rp 1.893.670.749.224,00. Dan, lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp 711.404.322.200,00.

Kemudian, proyeksi belanja daerah (PD), lanjut Musa di RAPBD 2020 ditetapkan sebesar Rp 3.739.865.942.544,00.

Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai

Ditegaskan Musa, belanja dimaksud untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 1.920.865.942.544,00. Belanja langsung sebesar Rp 1.819.216.77,00. "Sehingga, terjadi defisit Rp 108.928.134.000,00 atau 2,91 persen," katanya. " Setelah dilakukan rapat koordinasi terjadi penurunan sangat drastis dalam proyeksi pendapatan dan belanja daerah," sambungnya.

Hasilnya, PD pada APBD 2020 Rp 3.404.753.957.300,00, dengan rincian PAD Rp 1.166.199.393.00,00, atau mengalami kenaikan sebesar 140.336.655.880,00.

Dana perimbangan sebesar Rp 1.489.369.91.300,00, atau mengalami penurunan sebesar Rp 404.301.657.924,00, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp 749.185.473.000,00, atau mengalami kenaikan sebesar Rp 37.781.150.800,00. "Sementara belanja daerah sebesar Rp 3.452.3.879.000,009," terang Musa.

Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024

Pada kesempatan ini, Musa juga mempertanyakan sejumlah hal kepada Bupati Sambari Halim Radianto terkait struktur RAPBD 2020. Di antaranya, pengurangan alokasi anggaran belanja hibah pendidikan (Bosda swasta) senilai Rp 21 miliar.

Lalu, pengurangan anggaran belanja bantuan keuangankepada propinsi/kabupaten/kota/pemerintahan desa bertentangan dengan semangat membangun dan mengembangkan desa karena akan berakibat melemahnya pertumbuhan ekonomi desa. 

"Nasdem meminta Bupati agar mengevaluasi kembali rencana pengurangan anggaran sebesar Rp 56.440.506.910,00, khususnya untuk pos anggaran ADD dan BK sebesar Rp 35.800.128.710,00," pungkasnya.

Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik

Sementara Jubir F-PDIP, Sulisno Irbansyah dalam PU-nya menyoroti sejumlah hal. Di antaranya, serapan dana alokasi (DAK) pendidikan selalu menjadi perhatian semua kalangan. 

Menurut dia, pokok permasalahannya adalah kurang adanya korelasi yang cukup optimal antara alokasi anggaran dengan hasil dalam bentuk mutu pendidikan yaitu proses belajar mengajar dan output pendidikan.

Kemudian, soal Coorporatie Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Gresik.

Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Lantik Wahidatul Husnah sebagai Anggota PAW Periode 2024-2029

Dia meminta Pemerintah Kabupaten Gresik dapat mendata janji perusahaan kepada masyarakat saat mengajukan izin dan menjanjikan sesuatu ketika mereka sudah beroperasi perusahaan atau usahanya. 

"Fraksi PDI Perjuangan menanyakan sejauh mana sinkronisasi pemanfaatan CSR Tahun Anggaran 2020 untuk program pemberdayaan masyarakat Kabupaten Gresik, khususnya masyarakat yang langsung terdampak," katanya. (hud/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO