Diproduksi Pola Good Farming Practices, Khofifah: Masyarakat Tak Perlu Cemas Konsumsi Telur Jatim

Diproduksi Pola Good Farming Practices, Khofifah: Masyarakat Tak Perlu Cemas Konsumsi Telur Jatim Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memegang ayam petelur saat melakukan kunjungan ke Kelompok Telur Intan di Kecamatan Tumpang, Malang, Minggu (17/11). foto: istimewa/ bangsaonline.com

MALANG, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa mengimbau masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir mengonsumsi telur yang diproduksi petelur Jatim. Hal ini karena, telur yang beredar di masyarakat adalah telur yang sehat dan diproduksi dengan menerapkan pola good farming practices.

Good farming practices adalah tatalaksana peternakan yang meliputi segala aktivitas teknis dan higinis dalam hal pemeliharaan sehari-hari, cara dan sistem pemberian pakan, sanitasi, serta pencegahan dan pengobatan penyakit.

Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024

"Sebanyak 96,3 persen telur di Jawa Timur dihasilkan dari ayam ras petelur yang sudah menerapkan good farming practices, dan sisanya 3,7 persen telur dari ayam buras/kampung yang belum dikandangkan secara permanen, diantaranya ditemukan di daerah Tropodo. Untuk itu, masyarakat jangan khawatir karena telur dari Jatim sehat dan tidak mengandung racun," terang sapaan akrab Gubernur Jatim saat melakukan kunjungan ke Kelompok Telur Intan di Kecamatan Tumpang, Malang, Minggu (17/11).

mengungkapkan, imbauan ini disampaikan sehubungan dengan adanya rilis hasil penelitian jaringan kesehatan global (IPEN). Yang menyebutkan bahwa ayam buras/kampung yang dipelihara secara umbaran dan mencari makan di tumpukan plastik di daerah Tropodo, Sidoarjo, memiliki tingkat kontaminasi dioksin terparah kedua sedunia.

Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo

Untuk memastikan bahwa peternakan rakyat sudah menerapkan good farming practices maka Gubernur khofifah didampingi dinas peternakan provinsi Jatim, bupati Malang serta dekan fakultas peternakan Universitas Brawijaya melakukan kunjungan langsung ke daerah peternakan rakyat ayam petelur di Plumpang - Malang. Kunjungan tersebut difokuskan di peternakan milik H Kholik yang memiliki populasi sekitar 300 ribu ekor ayam, dengan produksi telur sekitar 14 ton/hari atau setara 210 ribu butir/hari. Dimana, di peternakan ini quality controlnya sangat terjaga. Bahkan, telur-telur yang dipasarkan peternakan ini hanya yang Grade A atau kualitas terbaik.

"Telur-telur yang dipasarkan peternakan ini hanya yang Grade A dengan kualitas terbaik. Sedangkan yang Grade B tidak dipasarkan. Untuk itu, telur-telur ini sangat aman dikonsumsi masyarakat," kata .

Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman

Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, pemeliharaan unggas dengan penerapan good farming practices terhadap 92,5 persen unggas penghasil telur di Jatim telah menggunakan pakan yang memiliki Nomor Pendaftaran Pakan (NPP). Terlebih lagi, produksi telur unggas di Jatim pada tahun 2018 mencapai 543,56 ribu Ton atau setara 8,2 milyar butir telur. Serta berkontribusi sebesar 29 persen terhadap nasional atau peringkat 1 nasional.

"Jatim telah surplus telur unggas mencapai 2,8 milyar butir telur, dan telah mampu mensuplai provinsi lain di Indonesia," urai mantan Menteri Sosial ini.

Untuk menjamin kualitas dan mutu telur di Jatim, Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan sertifikasi kompartemen bebas penyakit flu burung di seluruh breeding farm yang memproduksi bibit untuk ayam petelur dan pedaging final.

Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman

Selain itu, dengan melakukan uji yang dilanjutkan sertifikasi bebas penyakit Pullorum untuk induk ayam yang menghasilkan bibit ayam umur sehari yang akan diedarkan ke masyarakat. Serta, melakukan pengambilan dan pengujian sampel telur dan daging unggas oleh Laboratorium Kesehatan Hewan secara periodik.

Bagi para peternak ayam petelur, juga berpesan, agar tidak perlu resah karena telur yang diproduksi adalah telur yang berkualitas, di bawah pengawasan Dinas Peternakan Provinsi maupun kabupaten/kota. Sehingga, akan tetap dibutuhkan oleh konsumen.

"Para peternak ayam telur jangan resah, karena telur yang dihasilkan berkualitas dan tidak mengandung racun. Oleh sebab itu, konsumen juga masih sangat membutuhkannya," terangnya.

Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini meminta, bagi masyarakat yang memihara ayam kampung dengan cara dilepas atau diumbar untuk segera beralih pemeliharaan unggas dengan skala bisnis dan dikandangkan.

"Bagi masyarakat yang memelihara ayam kampung dengan cara diumbar, harap segera beralih dengan mengkandangkan ayam peliharaannya. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin telur yang dihasilkan," tuturnya.

Secara khusus untuk Pemkab Sidoarjo, pihaknya berharap agar segera melakukan koordinasi dengan camat,lurah dan kades setempat. Utamanya untuk melakukan pembinaan kepada petelur agar melakukan budidaya secara higienis.

Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba

"Saya harap Pemkab Sidoarjo lewat segera koordinasi dengan seluruh jajarannya, agar bisa melakukan pembinaan untuk budidaya higenis maupun kandangisasi. Hal ini penting, karena tugas pemerintah adalah memberikan solusi terbaik bagi masyarakat termasuk peternak," pungkas .

Dekan UB Tegaskan Hasil Produksi Telur Malang Aman dari Kontaminan

Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, Prof Suyadi juga menyampaikan bahwa telur-telur yang dihasilkan di peternakan seperti milik H Kholik aman untuk dikonsumsi masyarakat. Apalagi, telur-telur di sini diproduksi dengan sistem industri yang mementingkan input, proses dan output.

Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang

"Ketika kita lihat di sini tidak ditemukan adanya proses pembakaran sampah plastik seperti yang ditemukan di Tropodo. Ditambah lagi karena disini menggunakan pakan komersial, sehingga terjamin mutu dan kualitasnya," jelas Prof. Suyadi.

Produksi telur ayam di peternakan ayam untuk komersial selalu menggunakan sistem industri. Input pakan, air minum, dan juga udara sangat penting sebagai faktor output produksi telur.

"Teknik produksi antara ayam kampung dengan ayam komersial beda. Untuk ayam petelor komersial apa yang dihasilkan ayam adalah akumulasi yang masuk tubuh, pakan, air, dan udara. Kita lihat disini, tidak ada pembakaran signifikan," urai Prof Suyadi.

Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi

"Pakan ayam petelor komersial selalu menjaga mutu. Dan bahan-bahan yang digunakan mulai air minum, pakan ayam sangat dijaga hati-hati karena ayam sangat peka. Maka saya yakin peternak di sini juga tidak berani merubah kompoisisi air minum, vitamin dan pakan karena akan sensitif pada hasil telur," lanjutnya.

Sedangkan untuk yang dirilis IPEN terkait temuan kasus di Tropodo adalah ayam kampung yang hasil telurnya non komersil. Yang di sana lokasinya dekat dengan pembakaran sampah.

Senyawa dioksin yang ditemukan di sana adalah senyawa yang merupakan racun karena sulit dicerna dalam metabolisme tubuh. Biasanya senyawa tersebut terkontaminasi dari hasil pembakaran yang tidak sempurna dari limbah plastik.

"Yang dari pembakaran itu, asapnya menguap, terhirup dan terakumulasi dalam tubuh. Nah untuk ayam komersial beda. Yang dalam tubuh adalah akumulasi yang masuk tubuh, lewat pakan, air, dan udara. Dari situ kami berikan informasi kondisi peternakan ayam di sini ini terpisah dari kontaminan. Maka hasil poduksi telurnya aman," katanya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO