Jatim Surplus Daging, Nasional Impor, Khofifah akan Optimalkan Teknologi Inseminasi Buatan

Jatim Surplus Daging, Nasional Impor, Khofifah akan Optimalkan Teknologi Inseminasi Buatan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan kerja di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang, Kamis (5/12) sore. foto: istimewa/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa mengungkapkan bahwa lewat pemanfaatan teknologi yang makin modern dalam pembangunan sektor peternakan, maka swasembada daging insyaallah akan cepat terwujud. Untuk itu, Gubernur Jatim akan mendorong optimalisasi pemanfaatan teknologi inseminasi buatan untuk mewujudkan percepatan swasembada daging. 

Bahkan, berdasarkan perhitungan populasi sapi yang dihasilkan dari proses inseminasi buatan maka dalam waktu 4 hingga 5 tahun ke depan akan terwujud swasembada daging. Tergantung kecepatan respon daerah mengingat jumlah semen beku sesunggunya sangat berkecukupan.

Baca Juga: Khofifah: Tahun Baru Jadi Momentum Refleksi, Waspada Cuaca Ekstrem saat Liburan

"Teknologi inseminasi buatan ini sungguh luar biasa. Karenanya pelatihan tenaga inseminasi buatan dan pemeriksa kebuntingan lewat pendampingan dan pemanfaatan teknologi tersebut, kita bisa menghitung paling tidak 4 sampai 5 tahun kedepan kita akan mampu wujudkan swasembada daging. Serta, pada tahun ke 5 kita harapkan sudah bisa ekspor daging sapi," ungkap Gubernur Jatim yang akrab disapa ini usai melakukan kunjungan kerja di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang, Kamis (5/12) sore.

Pada kunjungan kerja tersebut Gubernur ini juga didampingi Bupati Malang Sanusi, Jajaran BBIB Singosari, serta beberapa kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim.

Baca Juga: Khofifah Raih Penghargaan dari Kementerian PPPA di Puncak Peringatan Hari Ibu 2024

menjelaskan, Jatim saat ini memang sudah surplus daging. Tetapi saat yang sama secara nasional juga masih impor daging. Oleh karena itu saling membangun sinergi antar daerah yang memiliki kultur beternak sapi sesungguhnya peluang pemenuhan pasar dalam negeri dan eksport daging sapi ke luar negeri terbuka luas. Pemorov Jatim bersama Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari yang merupakan UPT Kementerian Pertanian siap untuk mentransfer skill terutama untuk tenaga inseminasi buatan dan pemeriksa kebuntingan. Sementara BBIB akan melatih dan mentransfer teknogi inseminasi buatannya.

Oleh sebab itu, gubernur perempuan pertama di Jatim ini meminta bahwa saat ini tidak bisa berpikir hanya untuk Jatim tapi juga nasional. Karenanya, kerjasama dengan provinsi-provinsi yang kultur beternaknya sudah bagus harus ditingkatkan. Hal ini penting dilakukan, untuk bersama-sama membangun penguatan swasembada daging. Serta, yang lebih penting lagi yaitu mewujudkan kemampuan untuk bisa mengekspor.

Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan

Dalam beberapa kesempatan pertemuan dengan para gubernur khofifah sempat menunjukkan foto-foto sapi jenis Simental, Madrasin, Belgian Blue hingga Limosin kepada para gubernur yang hadir. Dan beberapa gubernur yang menyaksikan langsung tertarik untuk datang dan ingin mengetahui tentang teknologi di BBIB Singosari.

"Cukup banyak gubernur yang tertarik untuk bisa mengakses informasi di BBIB Singosari, karenanya konfirmasi tentang keberadaan BBIB Singosari di Jatim ini menjadi penting. Harapannya, usai para gubernur itu melakukan kunjungan maka jejaring antara BBIB Singosari, Kementan dengan para gubernur akan langsung berjalan," harap .

Pada kunjungan kerja ke BBIB Singosari tersebut, Gubernur menyempatkan diri untuk melihat langsung proses pembuatan semen beku di laboratorium. Serta, melihat kandang sapi yang semuanya pejantan, tempat pakan, tempat penampungan sperma, perawatan yang dilakukan pada sapi, hingga mengelilingi seluruh area BBIB dengan menggunakan kereta Biosecurity.

Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada

Pada kesempatan yang sama, Gubernur menyampaikan, bahwa Pemprov Jatim telah menggagas konsep kerjasama strategis antara Universitas Brawijaya (UB) Forest, BBIB Singosari, dan KEK Singhasari. Triangel ini sendiri sengaja digagas untuk pengembangan sektor pariwisata satwa dan puspa serta agropolitan. Lebih khususnya, juga untuk penangkaran dan budidaya satwa langka agar jumlah kepunahannya bisa dikendalikan.

Untuk itu, berharap bahwa satwa-satwa yang terancam punah atau langka tersebut semen bekunya bisa disimpan di BBIB Singosari. Diantaranya yaitu burung Cendrawasih, Kakak Tua, dan Enggang. Lewat upaya tersebut, harapannya satwa langka yang dilindungi di Indonesia ini jumlahnya tidak terus menurun tapi justru makin bertambah. Ada contoh negara yang melegalkan penjualbelian satwa langka karena memang semen bekunya sudah dimiliki. Sehingga penangkaran satwa langka tersebut dapat dilegalkan karena semuanya hasil pengembangbiakan.

"Kita akan sama-sama membahas untuk mengusulkan format ini untuk mendapat persetujuan legalitas baik dari Kementan atau Kemenhut juga kementerian teknis lainnya agar semen bekunya bisa disimpan disini. Sehingga, dengan adanya legalitas sertifikat ini maka habitat di hutan lindung tidak akan terganggu sementara masyarakat yang ingin memelihara juga legal bahkan bisa menjadi sumber pendapatan baru," ujar .

Baca Juga: Peringatan HKSN 2024, Khofifah Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas Antar Sesama

Mantan Menteri Sosial ini menambahkan, untuk penelitian, pengembangan serta penangkaran satwa yang terancam punah tersebut akan dilakukan di UB Forest yang memang memiliki pengembangan wisata hutan. Sedangkan, KEK Singhasari akan menunjang BBIB Singosari dan UB Forest karena memiliki cluster wisata yang cukup menarik.

"Triangle wisata baru di Malang ini, saya rasa akan bisa menjadi potensi pembelajaran yang luar biasa. Lebih dari itu, harapannya juga akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dan semua bisa mendapat win-win profit," pungkas .

Sementara itu, Kepala BBIB Singosari, Drh. Enniek Herwijanti mengatakan, produksi semen beku yang dihasilkan hingga tahun 2019 mencapai 47,7 juta dosis. Sedangkan distribusi semen bekunya mencapai 42,2 juta dosis. Bahkan, distribusinya hingga ke luar negeri seperti ke Malaysia, Myanmar, Kamboja, Afganistan, dan Madagascar.

Baca Juga: Antusias Siswa Rejoso Sambut Bantuan dari Khofifah Pascabanjir

"Kami memiliki beberapa jenis pejantan unggulan baik yang lokal maupun yang impor seperti Brahman, Bali, Madura, hingga Limosin. Dan kami juga melakukan beberapa proses perawatan pada sapi-sapi tersebut mulai pakannya, potong kuku, mandi hingga pengobatan," terang Enniek.

Menanggapi keinginan Gubernur terkait penyimpanan semen beku, pihaknya menyambut baik dan akan segera mengkoordinasikan dan mengkonsultasikam dengan Kementrian terkait.

"Kami siap menyiapkan teknologi yang dibutuhkan untuk penyimpanan semen beku hewan-hewan yang terancam punah. Khususnya, yang sudah disebutkan ibu gubernur yaitu Cendrawasih, Kakak Tua, dan Enggang," ungkap Enniek. (tim)

Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO