Pemkot Imbau Warga Tak Main-main Gunakan Aplikasi Deteksi Dini Lawan Covid-19

Pemkot Imbau Warga Tak Main-main Gunakan Aplikasi Deteksi Dini Lawan Covid-19 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M. Fikser didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita. foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga Kota Pahlawan agar bijak dalam menggunakan aplikasi deteksi dini pada laman https://lawancovid-19.surabaya.go.id. Sebab, apabila data yang diisikan tidak benar atau hanya sekadar iseng, pengguna tersebut bisa diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M Fikser mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan tindakan masyarakat yang hanya sekadar iseng atau main-main dalam menggunakan aplikasi deteksi dini. Sebab, data informasi yang disampaikan pengguna melalui aplikasi tersebut, menjadi dasar pemerintah dalam mengambil tindakan ke depan.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

"Kita sayangkan ya yang terjadi, karena aplikasi Lawan yang kita buat bukan sekadar aplikasi main-main atau informasi biasa. Tapi ini kita coba memberikan keterangan yang jelas lalu tindakan pemerintah seperti apa," kata Fikser di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Kamis (26/03/2020).

Ia menjelaskan, layanan pada aplikasi tersebut sebagai upaya deteksi dini dengan melibatkan masyarakat. Karena itu, dalam laman tersebut terdapat disclaimer yang mewajibkan pengguna mengisi form dengan benar.

“Di situ kan bila kita isi ada disclaimer, minta kepada yang bersangkutan harus jujur dan benar mengisi data-data. Karena data ini itu secara rahasia buat Dinas Kesehatan juga,” jelasnya.

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Terlebih, saat ini situasinya sudah tidak seperti biasa atau dalam keadaan darurat. Karena itu, pihaknya berharap warga mempunyai kesadaran yang tinggi, jujur dalam mengisi form yang tersedia pada aplikasi tersebut. Pasalnya, jawaban yang diisi oleh pengguna aplikasi itu akan diikuti tindakan petugas di lapangan.

"Kalau diisi benar, semua sesuai dengan mengarah ke hal tertentu, maka teman-teman Dinas Kesehatan akan melakukan pengecekan ke rumah, benar tidak apakah ada yang seperti itu. Namun, ternyata ada yang hanya sekadar main-mainan, ini kan sangat disayangkan,” tegasnya.

Untuk itu, pria yang pernah menjabat Kepala Bagian Humas ini menyatakan, ke depan bakal mengambil langkah tegas bagi mereka yang sekadar iseng atau menyampaikan informasi palsu dalam laman aplikasi deteksi dini tersebut. Tindakan tegas tersebut, sebagai langkah untuk menekan informasi hoax agar tidak beredar luas di masyarakat.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

“Ini kita lagi rekab apa saja yang lapor, kita akan konsultasikan dengan Bagian Hukum, kita akan ambil langkah-langkah seperti apa yang begini-begini,” jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya kembali mengimbau masyarakat agar bijak dalam menggunakan layanan aplikasi deteksi dini itu. Jika informasi yang disampaikan benar, pihaknya memastikan segera menindaklanjuti laporan tersebut.

“Kalau memang benar pasti kita tindaklanjuti. Buktinya kan teman-teman kecamatan, puskesmas itu datang. Namun ternyata jawabannya bermacam-macam,” ungkapnya.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menambahkan, meski data yang diisikan dalam aplikasi Lawan dijaga kerahasiaannya, namun masyarakat juga diwajibkan agar mengisi dengan benar. Hingga saat ini, ada 590 informasi yang diterima dan telah dikroscek di lapangan. Namun dari jumlah itu, 67 informasi ternyata tidak benar.

“67 ini setelah dicek oleh Dinkes, ada yang mengaku iseng coba-coba, ada yang alamatnya setelah didatangi ternyata bukan di sana. Ada juga yang ngakunya diisian web habis bepergian, ternyata tidak ke mana-mana,” kata Febria sapaan lekatnya.

Bahkan, Feny-sapaan Febria Rachmanita mengungkapkan, dari 67 informasi yang diterima pada aplikasi deteksi dini, belum termasuk dengan data-data yang diisi oleh pengguna kurang lengkap. Misalnya saja, pengguna tersebut hanya mengisi nama atau alamat.

Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat

“Jadi sebenarnya yang coba-coba itu lebih dari 67, tapi sudah di-delete (hapus) otomatis. Nah, yang 67 itu isian datanya lengkap tapi setelah dicek Dinkes, ternyata ditelepon tidak bisa, didatangi alamatnya bukan di situ, dan sebagainya,” pungkasnya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO