SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya terus melakukan tracing kepada pasien Surabaya yang terkonfirmasi Covid-19. Saat pasien tersebut diketahui positif, maka saat itulah dinas terkait langsung melacak perjalanan pasien sebelum hingga sesudah pasien dinyatakan terkonfirmasi.
“Ini penting. Misalkan dia bilang dari pasar. Maka kita harus tracing ke seluruh pasar itu,” kata Risma saat menggelar konferensi pers di Balai Kota Surabaya, Senin (20/04).
Baca Juga: Warga Mulyorejo Digegerkan Janda Bersimbah Darah, Diduga Hendak Bunuh Diri
Ia menjelaskan, penambahan angka positif pasien itu, sebenarnya bukan dari klaster baru. Melainkan peningkatan status dari penambahan angka pasien orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP), dan orang tanpa gejala (OTG).
“Seperti kemarin ada orang dalam risiko (ODR) ada yang positif. Itu hasil yang memang sudah kita tracing semua,” ungkapnya.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya hingga Sabtu (18/04) lalu, jumlah pasien yang mengalami peningkatan status yakni, ODP mengalami peningkatan status menjadi konfirmasi sebanyak 4 orang. Kedua, pasien PDP mengalami peningkatan status sebanyak 206 pasien. Terakhir, 60 orang pasien OTG mengalami perubahan status terkonfirmasi.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Sampai dengan tadi malam perpindahannya itu. Artinya, tidak ada sejauh ini yang keluar dari klaster yang kita tracing,” ujarnya.
Presiden UCLG Aspac ini juga memaparkan hasil monitoring per tanggal 18 April 2020. Yakni, pasien terkonfirmasi sebanyak 270 orang, dengan rincian 102 pasien dirawat inap, 94 rawat jalan, 45 pasien sembuh, dan 29 orang yang meninggal.
“Berikutnya, untuk pasien PDP berjumlah 703 pasien, dengan rincian 259 rawat jalan, 216 rawat inap, selesai dipantau atau sembuh sebanyak 226 dan 2 pasien meninggal,” urainya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Selanjutnya, kata Risma, untuk pasien yang berstatus sebagai ODP, dengan rincian 953 rawat jalan, 110 rawat inap, sembuh 743, dan nol pasien yang meninggal. Sehingga, total ODP sebanyak 1.806 pasien. Kemudian, untuk pasien OTG dengan total 584 pasien, terdiri dari 224 rawat jalan, 360 sembuh, dan nol yang meninggal.
“Terakhir untuk pasien ODR jumlahnya sebanyak 4.270, terdiri dari 3.987 rawat jalan dan 283 sembuh. Kita punya nama alamat yang jelas kita awasi mereka dengan jelas juga,” paparnya.
Oleh karena itu, saat beberapa waktu lalu pasar Kapasan dan Pusat Grosir Surabaya (PGS) dilakukan penutupan, sebenarnya terdapat pasien yang terkonfirmasi. Makanya, semua orang yang berada di dua pasar tersebut statusnya ditetapkan sebagai ODP.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
“Kalau dia sudah, ya aman. Tapi kalau dia ada tanda-tanda, maka statusnya meningkat dari ODP menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) atau bahkan dia sembuh,” jelasnya.
Terlepas dari semua itu, Pemkot Surabaya tidak tinggal diam. Berbagai intervensi terus dilakukan bagi semua pasien yang rawat jalan. Diantaranya, memberikan permakanan rutin sehari tiga kali, minuman tradisional pokak, telur rebus, serta kebutuhan pribadi seperti alat mandi. Terlebih, pihaknya sedang menyiapkan hotel khusus untuk isolasi mandiri bagi pasien rawat jalan. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News