SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dukungan kepada rumah sakit dari Pemkot Surabaya tak henti-hentinya terus dilakukan. Selain alat pelindung diri (APD), pemkot juga memberikan seperangkat alat rapid test untuk 23 rumah sakit rujukan maupun non rujukan di Kota Pahlawan.
Seperti yang berlangsung Sabtu (04/07) kemarin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyalurkan bantuan alat rapid test yang merupakan pemberian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu. Namun, khusus untuk saat ini, Wali Kota Risma meminta agar alat tersebut diperuntukkan khusus bagi pasien.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
“Bukan untuk tenaga kesehatan (nakes), karena nanti akan saya ajukan khusus untuk tenaga medis,” kata Wali Kota Risma di sela-sela kegiatan.
Meski begitu, ia juga meminta pihak rumah sakit agar mendata seluruh karyawan di rumah sakit. Mulai dari jumlah nakes, cleaning service, bahkan sampai dengan driver. Nah, jika nantinya alat rapid test yang diajukan sudah datang, maka para nakes ini akan melakukan tes secara mandiri di rumah sakit masing-masing.
“Saya ajukan dahulu. Jadi nanti bapak ibu yang melakukan (rapid test) mandiri. Saya kasih bahannya. Gitu ya, sepakat ya?,” kata Risma di sela menyalurkan bantuan.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Tidak hanya itu, ia juga meminta agar masing-masing rumah sakit membuat laporan penerimaan dan pengalokasian rapid test tersebut secara jelas dan rinci. Sebab menurutnya, bantuan alat rapid test ini harus dipertanggungjawabkan dengan jelas, lantaran menyangkut uang rakyat. Seperti misalnya melampirkan data diri pasien lengkap, foto tiap pasien yang melakukan rapid test dan kapan penerimaannya dari Pemkot Surabaya.
“Ini karena uangnya rakyat harus dipertanggungjawabkan dengan jelas. Dengan laporan jelas yang memberi pasti senang,” tutur Presiden UCLG Aspac ini.
Wali Kota Risma mengungkapkan, 23 rumah sakit yang menerima bantuan alat rapid test itu. Di antaranya, RS Adi Husada Kapasari, RSAL Dr. Ramelan, RS Al Irsyad, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), RS Bhakti Rahayu, RS Brawijaya, RS Graha Medika, RSI A Yani, RSI Jemursari, RS Mata Undaan, RS MMC, RS Muji Rahayu, RS Perdana Medika.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
“Kemudian RS TNI AU Sumitro, RS William Booth, RS Mata Masyarakat Jatim, RSIA Kedangsari, RSIA Nur Ummi Numbi, RS Paru Karang Tembok, RSIA Putri, RS Bunda, RSIA Kendangsari dan RS Dr Oepomo,” ungkap wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini.
Di kesempatan yang sama, Kepala Isolasi Farmasi RS William Booth Surabaya, dr Maria Permatasari mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya atas kepeduliannya selama ini. Ia mengaku berkali-kali pihaknya dipanggil untuk diberikan APD.
“Sekali lagi terima kasih atas bantuan (alat) rapidnya. Ini akan digunakan sesuai instruksi Ibu Wali Kota. Mengingat persediaan ada tapi terbatas di rumah sakit kami,” pungkas Maria. (ian/rev)
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News