Wali Kota Risma Sambut Kedatangan Santri Hidayatullah di Tengah Pandemi

Wali Kota Risma Sambut Kedatangan Santri Hidayatullah di Tengah Pandemi Wali Kota Risma saat menerima kunjungan dari jajaran Pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Kamis (30/7/2020). (foto: ist).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menerima kunjungan dari jajaran Pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Kamis (30/7/2020). Mereka diskusi tentang rencana kembalinya santri ke pondok pesantren sembari mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini.

Usai berdiskusi, Wali Kota Risma meminta kepada mereka untuk melakukan rapid test terlebih dahulu, baik santri yang baru datang ke pondok, semua guru, atau ustaznya, petugas kebersihan dan keamanan, serta orang-orang yang beraktivitas di pondok pesantren itu, terutama yang keluar-masuk pondok pesantren.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

"Jadi, nanti semuanya harus di-rapid test dulu, semuanya tanpa terkecuali, kita sediakan gratis nanti, kita fasilitasi. Bahkan kalau perlu, orang tua santri yang mengantar ke pondok juga harus dites," kata Risma dalam pertemuan tersebut.

Menurutnya, jika nanti ditemukan ada yang reaktif ketika di-rapid test, maka akan dites swab dan akan diisolasi dahulu sembari menunggu hasil tes swab-nya. Kemudian, jika santri itu sudah negatif atau sudah sembuh, maka akan dikembalikan lagi ke pondok pesantren.

"Kalau imunnya kuat, mungkin tidak lama kok Ustaz isolasinya, nanti kami tes lagi. Nah, jika sudah negatif, kami akan kirim lagi ke njenengan (Anda)," katanya.

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Selain itu, Risma juga meminta mereka untuk memperketat protokol kesehatannya, baik jalan masuk dan keluarnya santri, penyediaan fasilitas cuci tangan, bilik sterilisasi, serta kamar mandinya harus selalu bersih dan steril. Bahkan, Risma siap membantu mereka wastafel dan bilik sterilisasi. "Insya Allah nanti akan kami bantu lagi," tegasnya.

Di samping itu, Presiden UCLG Aspac ini juga meminta mereka untuk mengurangi jam masuknya, tidak boleh sama dengan jam masuk sebelum pandemi. Ia juga tak lupa menganjurkan untuk tidak menggunakan AC di ruangan, karena hal itu bisa berpotensi menularkan virus baru ini.

"Jadi, tolong semua protokol kesehatan yang sudah disiapkan nanti diserahkan kepada kami, nanti akan ada tim yang evaluasi ke sana terkait persiapan protokol kesehatan ini," tegasnya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, Syamsuddin mengatakan, pondok pesantren ini santrinya sangat banyak, sekitar 2.250 orang. Makanya, ia menilai perlu untuk meminta saran dan masukan serta bantuan dari Wali Kota Risma karena para santri itu akan segera kembali ke pondok.

"Jadi, kami meminta dukungan dari Bu Wali terkait santri yang boarding atau yang mondok ini, karena mereka itu terdiri dari SMP dan SMA serta mahasiswa," kata Syamsuddin.

Ia bersama pengurus pondok lainnya akhirnya bisa bernapas lega setelah Wali Kota Risma menyetujui dan mengizinkan mereka untuk mengaktifkan kembali pondoknya. Bahkan, Wali Kota Risma juga sudah siap untuk memberikan fasilitas rapid test kepada semuanya, sehingga mereka semakin senang dan bersyukur.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bu Wali. Sebab, beliau sangat detail memahami situasi dan kondisi Surabaya dan sangat cepat melakukan respons terkait permasalahan-permasalahan di Surabaya," kata dia.

Oleh karena itu, berdasarkan diskusi dengan Risma, maka rapid test akan dilakukan pada saat kembalinya para santri yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama santri itu akan kembali pada tanggal 2 Agustus 2020, tahap kedua pada tanggal 3 Agustus 2020, dan tahap ketiga pada tanggal 16 Agustus 2020.

"Pada tanggal 2 itu kemungkinan akan diikuti oleh sekitar 300 orang yang terdiri dari santri, semua guru dan pengurus pesantren, serta orang-orang yang beraktivitas di pesantren. Kemudian tanggal 3 mungkin akan diikuti oleh 150 orang dan tanggal 16 mungkin 100 orang. Jadi, ini bertahap kembalinya ke pondok. Semoga lancar semuanya dan tidak ada hal-hal yang tidak kita inginkan," pungkasnya. (ian/zar)

Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO