Puji Penanganan Covid-19 di Surabaya, Moeldoko: 3T itu Kewajiban Pemerintah

Puji Penanganan Covid-19 di Surabaya, Moeldoko: 3T itu Kewajiban Pemerintah Kepala Staf Kepresidenan Moledoko menyerahkan kaus bertuliskan kampanye pemakaian masker kepada Wali Kota Risma. (foto: YUDI A/ BANGSAONLINE)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memaparkan penanganan Covid-19 yang telah dilakukannya selama ini kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Akhirnya, Moeldoko pun memuji penanganan Covid-19 ala Wali Kota Risma itu.

Pemaparan penanganan Covid-19 tersebut dilakukan Wali Kota Risma dalam rangka menyambut kedatangan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama rombongannya mengunjungi Rumah Dinas Wali Kota Surabaya di Jalan Sedap Malam Surabaya, Jumat (4/9/2020).

Awalnya, Wali Kota Risma menjelaskan bahwa saat ini Pemkot Surabaya sudah bisa mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan. Buktinya, pertambahan kasus sudah tidak terlalu banyak dan tren kesembuhan terus meningkat setiap harinya. "Alhamdulillah, sekarang kami sudah bisa mengendalikan," kata Wali Kota Risma mengawali paparannya.

Menurutnya, keberhasilan itu tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukannya selama ini bersama jajarannya. Mulai dari membuat aplikasi untuk mengontrol data pasien Covid-19 hingga tracing yang masif dan detail.

Selain itu, ia juga memastikan bahwa pihaknya semakin masif melakukan rapid tes dan tes swab massal gratis kepada seluruh lapisan masyarakat. Bahkan, hampir setiap hari pemkot menggelar tes swab di Gelora Pancasila. "Kita terus melakukan tes, termasuk ibu hamil yang kandungannya berusia 37 minggu dan juga semua guru SD dan SMP kita tes," tegasnya.

Risma juga menjelaskan bahwa protokol kesehatan di semua komunitas terkecil diperketat, sehingga lahirlah kampung tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh, dan pasar tangguh. Bahkan, demi mengetuk pintu kesadaran warga, Wali Kota Risma mengakui bahwa hampir setiap akhir pekan keliling ke kampung-kampung dan gang-gang sempit untuk sosialisasi pakai masker dan selalu menjaga protokol kesehatan.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan bahwa setelah mendengarkan paparan dari Wali Kota Risma, ia dapat menyimpulkan bahwa yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sebenarnya 3 T, yaitu testing, tracing, dan treatment.

"Tadi testingnya sudah luar biasa, kita ikuti tadi tracing-nya juga menggunakan aplikasi yang sangat baik, sehingga semuanya bisa terdeteksi. Bahkan, treatment-nya juga sudah dilakukan dengan baik. Nah, 3T itu sebenarnya memang kewajiban pemerintah," tegas Moeldoko di hadapan awak media.

Selanjutnya, tugas dan kewajiban masyarakat adalah 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Menurutnya, jika 3M dan 3T itu berjalan dengan baik, maka dia yakin pengembangan Covid-19 bisa segera diberesi dan cepat hilang dari Indonesia. "Dan itu saya melihat sangat tergantung dari manajemen leadership-nya," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Wali Kota Risma sudah menjelaskan dari sisi manajemennya sudah tertata dengan bagus dan dari sisi leadership-nya sudah ada ketegasan. Salah satu contohnya ketika pasar tidak disiplin dan ditemukan ada yang positif ditutup sementara. "Ini penting agar masyarakat terbiasa dengan kehidupan yang taat asas dan disiplin," imbuhnya.

Setelah bertemu Wali Kota Risma, Moeldoko bersama rombongan langsung meninjau salah satu pasar tangguh di Surabaya, yaitu di Pasar Genteng. Di pasar tersebut, ia juga sempat meninjau dan mencoba menggunakan nampan yang digunakan oleh pedagang untuk melayani para pembeli. (ian/zar)