SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan alasan banyak menanam pohon di berbagai wilayah Kota Pahlawan, terutama di jalan-jalan protokol. Selain berfungsi untuk penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida, pohon juga menambah suasana kota menjadi lebih sejuk dan asri.
"Kenapa Bu Risma tanam pohon banyak, karena supaya Surabaya lebih dingin. Karena kalau panas orang akan mudah emosi, mudah marah. Jadi kenapa kita harus tanam pohon sebanyak-banyaknya," kata Risma saat memberikan arahan kepada jajarannya di sela kegiatan kerja bakti di sekitaran Taman Mayangkara, Minggu (13/12).
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Dalam arahannya itu, Risma juga menjelaskan tata cara atau teori perantingan pohon kepada jajaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya. Ini dilakukan agar petugas tidak sembarang dalam melakukan perantingan pohon.
"Kalau di atas itu banyak daun, maka pohon itu akan berat, sehingga kalau kena angin dia gampang tumbang karena daya dorongnya (angin) semakin tinggi. Karena itu pohon juga tidak boleh terlalu tinggi," ujarnya.
Risma menjelaskan, ketika pohon itu terlalu banyak daun, maka cahaya matahari tidak masuk. Apalagi, saat terjadi angin kencang maka beban pohon akan semakin berat karena angin tidak bisa melintas di ranting dan daun.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
"Makanya daun-daun di atas harus diranting supaya cahaya matahari dan angin bisa lewat. Sehingga pohon itu tidak mudah roboh," jelasnya.
(Wali Kota Risma sedang memberikan arahan cara melakukan perantingan yang baik dan benar kepada jajarannya. foto: ist.)
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Sedangkan jika cabang pohon itu banyak, maka yang harus dikurangi ialah yang cabang-cabang kecil. Sementara untuk cabang besar dibiarkan saja jika tidak mengganggu orang atau kendaraan melintas di jalan.
"Kalau cabangnya banyak yang dikurangi cabang yang kecil-kecil. Cabang besar dibiarkan saja, kecuali kalau cabang besar itu mengganggu orang lewat atau dia sudah terlalu tinggi," tambahnya.
Menurut Risma, memilih posisi cabang pohon yang akan dipangkas juga penting. Sebab, jika asal memotong cabang, hal itu juga dapat berakibat beban pohon akan semakin berat ketika diterjang angin kencang.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
"Jadi kalau misal ada pohon, ada cabang besar, usahakan itu cabangnya maksimal tiga. Tiga cabang itu dari tiga sisi berbeda. Segitiga itu paling sempurna kekuatannya," ungkapnya.
Selain memberikan arahan terkait cara perantingan pohon, Risma juga kembali mengingatkan jajarannya agar memangkas cabang pohon yang terlalu rendah dan mengganggu pedestrian jalan. Ini dilakukan agar ketika ada orang melintas, ia tetap berada di jalur pedestrian itu.
"Agar orang bisa lewat (pedestrian). Kalau orang tidak bisa lewat, maka orang itu akan turun ke jalan, nanti kalau tertabrak mobil maka kita yang salah," pungkasnya.
Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Pada kegiatan kerja bakti perantingan pohon yang berlangsung di sekitaran Taman Mayangkara tersebut, DKRTH Surabaya juga menerjunkan beberapa unit mobil sky walker. Ini dilakukan agar ranting-ranting pohon yang tinggi dapat terjangkau dengan mudah. (diy/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News