SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Setiap jelang perayaan tahun baru, pedagang trompet akan bermunculan untuk menawarkan dagangannya, tak terkecuali di Kota Surabaya. Mereka biasa menjajakan trompetnya itu di jalan-jalan protokol hingga perkampungan.
Namun pada perayaan akhir tahun baru ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau agar tak ada penjualan trompet. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku khawatir dengan risiko penularan yang dapat ditimbulkan dari trompet tersebut. Sebab, sebelum dibeli biasanya trompet itu akan dicoba dahulu oleh para penjual atau pembelinya.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
"Saya khawatir, nanti pasti dicoba-coba ditiup (trompet) kemudian ganti, kan risiko penularannya besar sekali. Jadi karena itu saya imbau tidak ada yang jualan trompet di Surabaya," kata Wali Kota Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis (17/12/2020).
Apalagi, kata dia, saat trompet itu coba ditiup, maka otomatis air liur akan masuk ke trompet tersebut, sehingga hal ini dapat memperbesar risiko penularan Covid-19.
"Karena saya khawatir itu menularkan ke orang lain, risikonya sangat besar sekali terutama bagi anak-anak kita," pesan dia.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Namun demikian, Risma mengatakan, apabila ada warga yang berinisiatif membuat trompet sendiri dan untuk digunakan sendiri, maka ia tak mempermasalahkan. "Kalau bikin sendiri monggo (silakan). Artinya digunakan sendiri dan tidak dijual," ujarnya.
Pihaknya pun menyatakan bakal melakukan razia penjual trompet di Surabaya. Hal ini semata-mata dilakukan untuk melindungi warga Surabaya dan mencegah penularan Covid-19.
"Pasti kami ada razia, penindakannya sesuai dengan Perda Surabaya tentang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat," tegasnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Di sisi lain, Risma juga mengajak masyarakat agar dapat melaporkan ke Command Center 122 apabila melihat adanya penjual trompet. Bagi dia, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Di sisi lain, ia juga tak ingin kasus Covid-19 di Surabaya kembali meningkat.
"Sekali lagi kami mohon kerja samanya. Kalau kita semakin cepat memutus mata rantai Covid-19, maka kita semakin cepat kembali hidup normal," pungkasnya. (diy/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News