Tekan Angka Kematian, Pemkot Surabaya Terus Masifkan Donor Plasma Konvalesen

Tekan Angka Kematian, Pemkot Surabaya Terus Masifkan Donor Plasma Konvalesen Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Kota Surabaya. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Berbagai upaya dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan menekan angka kematian akibat Covid-19, terus dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Terbaru, pemkot semakin memasifkan demi menekan angka kematian akibat Covid-19. Bahkan, bulan Februari ini dijadikan sebagai Bulan Donor .

Pencanangan Februari sebagai Bulan Donor itu diumumkan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat meninjau proses screening di PT Sier Surabaya, Selasa (2/2/2021) lalu.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

Dia bersama jajaran forpimda juga beberapa kali blusukan untuk memberikan dorongan dan apresiasi kepada beberapa pihak dan instansi yang melakukan screening itu.

Bahkan, demi memberikan contoh kepada masyarakat dan terus memasifkan donor plasma itu, juga menggelar screening di Gedung Wanita, Jalan Kalibokor Selatan, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Sabtu (6/2/2021). Acara bertajuk “Gebyar Arek Suroboyo Wani Donor Plasma” itu melakukan screening kepada 200 penyintas Covid-19 yang dikhususkan terlebih dahulu kepada jajaran .

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Acara tersebut dibuka langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dan dihadiri oleh seluruh Forpimda Surabaya. Gerakan yang digelar kali ini, dikhususkan bagi ASN dan non-ASN . Gerakan ini akan terus berlanjut untuk membantu PMI Surabaya menyediakan stok plasma konvalesen.

“Jadi, ini merupakan wujud sifat Arek Suroboyo yang memilki jiwa kepahlawanan, keberanian, dan kepedulian kepada sesama. Memang kita awali dari lingkungan guna memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat Surabaya,” kata Whisnu seusai membuka acara tersebut.

Awalnya, acara ini akan dibuka juga untuk umum, karena memang animo masyarakat untuk mendonorkan plasma konvalesennya sangat tinggi. Namun, karena keterbatasan personel dari PMI Surabaya, akhirnya di tahap awal ini dikhususkan untuk jajaran pemkot dan hanya diambil 200 orang. “Padahal kita sudah punya data 500 orang penyintas di lingkungan pemkot yang siap mendonorkan plasmanya,” kata dia.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

Oleh karena itu, dia memastikan akan terus menggelar acara serupa untuk memasifkan gerakan . Bahkan, dia juga mengaku akan keliling supaya masyarakat umum juga bisa mendonorkan plasmanya. “Kita ingin gerakan ini menjadi gerakan yang masif di Surabaya, karena plasma konvalesen ini sangat efektif,” tegasnya.

Berdasarkan data yang dimiliki pemkot, sebanyak 68 persen lebih pasien yang positif Covid-19 bisa disembuhkan dengan plasma konvalesen, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya. Makanya, ketika berkoordinasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), mereka juga menyarankan bahwa pemberian plasma konvalesen itu diberikan pada saat kondisi pasien yang ‘sedang’, bukan dalam kondisi pasien berat. “Dengan cara itu diharapkan bisa semakin menyelamatkan banyak jiwa,” imbuhnya.

Dia juga mengaku bersyukur sekaligus bangga sebagai Arek Suroboyo karena ternyata donor plasma di Surabaya tertinggi di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini sudah sekitar 5 ribu kantong plasma konvalesen yang disalurkan, baik disalurkan di Surabaya maupun di seluruh daerah Indonesia. “Dengan 5 ribu kantong yang kita salurkan itu, berarti hampir 5 ribu jiwa saudara-saudara kita yang bisa kita bantu untuk sembuh dari Covid-19, tentu ini membuat kita bangga,” tegasnya.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

Whisnu juga menyampaikan terima kasih banyak kepada para penyintas Covid-19 di Surabaya yang telah bersedia untuk mendonorkan plasma konvalesennya, termasuk jajaran pemkot yang telah bersedia mengikuti screening. Dia juga meminta maaf jika masih ada warga yang masih tertunda untuk melakukan donor plasmanya. “Ini akan terus kami lakukan ke depannya dan yang pasti gerakan ini akan terus kita masifkan,” katanya.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol. Johny Eddizon Isir berharap di Kota Surabaya ini bisa terbangun sistem yang terintegrasi antara PMI, Persi, IDI dan tetap di bawah koordinasi Satgas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Surabaya. “Sistem ini khususnya untuk mendorong dan metode pengobatan dengan transfusi plasma konvalesen,” kata Kapolrestabes Surabaya.

Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat

Dengan terbentuknya sistem ini dan semakin banyaknya pen, tentu yang diharapkan adalah angka kesembuhan bisa semakin banyak, durasi warga yang dirawat di rumah sakit semakin pendek, dan tingkat fatalitasnya bisa semakin ditekan. “Mudah-mudahan tidak ada lagi yang harus fatal atau meninggal akibat Covid-19,” imbuhnya.

Menurutnya, proses ini merupakan ikhtiar bersama dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Makanya, dia menyampaikan terima kasih kepada beberapa perusahaan dan instansi yang telah menggelar screening, terutama kepada para penyintas yang telah bersedia mendonorkan plasma konvalesennya. “Arek-Arek Suroboyo, Kota Pahlawan, kita siap untuk berjuang, kita siap untuk menang melawan pandemi Covid-19 di Kota Surabaya,” ujarnya.

Sementara itu, Staf Kominfo M. Sholehuddin Al-Ghozali yang saat itu mengikuti screening donor plasma mengaku terpanggil untuk mendonorkan plasma konvalesennya demi membantu warga yang terkena Covid-19. Bahkan, dia juga mengajak para penyintas lainnya untuk bersama-sama berpartisipasi mendonorkan plasmanya tersebut.

Baca Juga: Eri Cahyadi Terbitkan SE Larangan Judi Online di Lingkungan Pemkot Surabaya

“Jadi, ini murni panggilan hati demi kemanusiaan. Mudah-mudahan dengan plasma saya ini bisa membantu saudara-saudara kita yang masih berjuang untuk sembuh dari Covid-19,” pungkasnya. (ian/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Sambisari dan Manukan Kulon Menolak Sekolah Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Corona':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO