MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Tingginya harga cabai merah di pasaran membawa berkah tersendiri bagi para petani, tidak terkecuali petani cabai di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 50 orang petani kaya mendadak, hingga bisa membeli motor dan mobil baru. Ada yang membeli motor Honda PCX, hingga mobil Avanza dan Ertiga.
Di antara para jutawan dadakan petani cabai merah itu adalah Listiono. Ia mendapat untung sekitar Rp 200 juta hanya dalam kurun waktu 2 bulan ini. Ia mengaku, keuntungan itu didapat dari lahan seluas 8.000 meter persegi, dengan hasil panen cabai sebanyak 4 kuintal.
Baca Juga: Pasangan Mubarok Siap Atasi Problem Masyarakat Menengah ke Bawah
"Baru kali ini saya bisa panen cabai dengan harga yang melambung tinggi seperti ini. Panen cabai ini kami lakukan tiap minggu," terang Listiono, Rabu (31/3/2021).
"Kalau awal-awal bisa mencapai Rp 90 ribu per kilogram, kami kumpulkan hasilnya. Perkiraan sekitar Rp 200 juta, maka kami belikan mobil karena anak saya tinggal di Lumajang, jadi butuh kendaraan," sambungnya.
"Sisanya kami simpan, persiapan untuk tanam cabai berikutnya serta kebutuhan hidup. Kalau sekarang harga cabai sudah turun menjadi 30 ribu per kilogram," kata Listiono. Karena itu, di akhir musim panen ini, ia memilih menanam palawija.
Baca Juga: Wujudkan Kesejahteraan Petani, Gus Barra Undang Pakar Pertanian
(Listiono sedang menunjukkan mobil barunya)
Ngatiyo (48), warga Desa Pucuk lainnya, juga kaya mendadak berkat melambungnya harga cabai. Dari sawahnya yang seluas 1 hektare, ia mengaku bisa panen cabai mencapai 2 kuintal.
Baca Juga: Jamin 27.272 Petani Tembakau dan Pekerja Rentan, Pemkab Mojokerto Sabet Paritrana Awards
"Lahan kami sekitar 1 hektare, cuma yang kami tanami cabai sekitar 8.000 meter persegi. Sekali panen bisa mencapai 2 kuintal. Dari bertani cabai, saya sisihkan (keuntungan) Rp 50 juta untuk renovasi rumah," ungkap Ngatiyo.
Selain untuk renovasi rumah, Ngatiyo mengatakan hasil panen cabai itu juga ia gunakan untuk membayar utang. "Sisanya kami simpan untuk bertani selanjutnya," jelasnya.
Sedangkan Kepala Desa Pucuk, Nanang, membenarkan soal adanya peningkatan kesejahteraan dari warganya yang rata-rata berprofesi cabai.
Baca Juga: Tinjau Agroforestry Tebu Mandiri, Natalas Ungkap Peluang Pendapatan Perhutani
"Benar Mas, di desa ini ada 6 dusun. Ada 50 petani yang bisa membeli sepeda motor merek Scoopy dan PCX. Ada yang beli mobil Avanza, hingga Ertiga," ungkap Nanang.
"Ada juga yang sampai bisa merenovasi rumahnya. Jenis sawah di Desa Pucuk ini adalah tadah hujan. Jadi, petani cabai mulai bercocok tanam saat hujan," tambahnya.
Menurutnya, tidak semua lahan yang ditanami cabai oleh warga adalah milik pribadi. Beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan lahan kayu putih milik Perhutani. (ris/ian)
Baca Juga: Khawatir Digusur, Petani Pengelola Hutan Datangi Kantor KPH Perhutani Mojokerto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News