GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Harvick Hasnul Qolbi mengunjungi Petrokimia Gresik, Anggota Holding Pupuk Indonesia, untuk memastikan kesiapan produksi pupuk subsidi memasuki musim tanam kedua pada tahun ini aman, Kamis (1/4/2021).
Harvick menyampaikan bahwa pihaknya memantau terus kesiapan musim tanam kedua bulan April-Mei 2021, dan memastikan pupuk tersedia untuk masyarakat petani. "Sesuai arahan presiden, kami di sini memastikan kebutuhan pupuk untuk petani tercukupi, sehingga target pemerintah untuk swasembada pangan bisa terlaksana," ujar Harvick.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Pada kesempatan tersebut, Wamentan juga mengapresiasi program Agro Solution, yaitu upaya Pupuk Indonesia untuk mengakomodasi petani agar tidak bergantung pada pupuk subsidi, serta untuk menarik minat generasi milenial, karena program ini menawarkan keuntungan yang sangat menjanjikan. "Kita harus menjaga dan membuat profesi petani ini menarik. Jadi dengan adanya program Agro Solution, mudah-mudahan bisa menjawab tantangan ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman menyatakan bahwa stok pupuk subsidi telah disiapkan di gudang lini 1 (produsen) sampai dengan lini 4 (kios resmi) sebanyak 2,1 juta ton. Jumlah ini mencukupi untuk kebutuhan selama enam minggu ke depan.
"Kami selalu berusaha memastikan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan aturan yang ada, baik itu Permendag maupun Permentan. Stok tersebut lebih dari tiga kali lipat dari stok minimum pemerintah, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan petani di musim tanam ini," ujarnya.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Dia menambahkan, untuk membantu kelancaran penyaluran pupuk subsidi, Pupuk Indonesia didukung jaringan distribusi yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, yaitu memiliki 9 unit pengantongan, 6 unit Distribution Center (DC), 203 kapal laut, 6.000 lebih truk, 595 gudang dengan kapasitas 3,1 juta ton, dan memiliki jaringan distributor sebanyak 1.200 dengan 29.000 lebih kios resmi.
Pupuk Indonesia juga telah menerapkan teknologi 4.0 dalam pendistribusian pupuk, melalui sistem Distribution Planning and Control System yang dapat memonitor posisi pengiriman barang, dan memantau stok hingga ke level kios secara real time. "Sehingga potensi kelangkaan atau kekurangan stok dapat dicegah sejak dini," terangnya.
Bakir menambahkan bahwa berdasarkan hasil uji coba program Agro Solution di Kabupaten Jember, Banyuwangi, Bima, Dompu, Ponorogo, dan sebagainya, petani berhasil meningkatkan produktivitas tanamannya. "Panen gabah kering naik 55 persen, jagung kering naik 45 persen. Adapun keuntungan petani padi naik hingga 91 persen dan jagung kering naik hingga 60 persen," beber Bakir.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
Dalam program ini, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia memberikan kawalan lengkap off famrn dan on famr. Pada kegiatan off farm, Pupuk Indonesia memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses terhadap asuransi, dan memberikan jaminan offtaker hasil panen.
Sedangkan di on farm, Pupuk Indonesia menyediakan produk agro input berkualitas, baik itu pupuk, benih, pestisida, dan lain sebagainya di samping juga memberikan kawalan teknologi dan bimbingan teknis. "Pekan lalu, Pak Wamentan sudah melihat sendiri pelaksanaan programnya di wilayah Karawang, dan Pak Wamentan berharap program ini dapat dilaksanakan secara nasional," tandas Bakir.
Program Agro Solution ini telah dilaksanakan pada 10.861 hektare lahan di berbagai wilayah Indonesia, sedangkan target di tahun 2021 mencapai 50 ribu hektare. Hasil program ini mampu meningkatkan hasil panen dari rata-rata 5 sampai 6 ton menjadi 8 hingga 10 ton per hektare.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
"Harapannya, bila produktivitas meningkat, maka pendapatan petani juga meningkat sehingga mereka mampu membeli pupuk nonsubsidi dan tidak lagi tergantung pada pupuk bersubsidi," pungkas Bakir. (hud/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News