Singapura Larang Orang Mati Dikubur, Tiongkok ke Kuburan Virtual, Leluhur di Alam Sana Ada Sinyal?

Singapura Larang Orang Mati Dikubur, Tiongkok ke Kuburan Virtual, Leluhur di Alam Sana Ada Sinyal? Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com Tulisan Dahlan Iskan kali ini sangat menarik. Tentang tradisi orang Tiongkok. Cing Bing atau Cing Ming. Hari ke kuburan. Wartawan kawakan itu menulis, di Tiongkok, mulai banyak yang ke kuburan secara virtual. Banyak sekali Apps yang menyediakan layanan Cing Bing virtual.

Bukan hanya itu. Di Singapura kini orang mati dilarang dikubur. Harus dibakar. Loh? Simak tulisan mantan menteri BUMN itu di Disway dan HARIAN BANGSA atau di BANGSAONLINE.com, pagi ini, 5 April 2021. Selamat membaca:

TIONGKOK libur tiga hari: untuk menghormati leluhur. Di Indonesia itu disebut hari Cing Bing atau Cing Ming. Hari ke kuburan. Tanggal tepatnya Senin hari ini –-tapi kebanyakan sudah ke makam Sabtu dan Minggu kemarin.

Inilah acara keluarga paling ramai kedua setelah Imlek. Kalau Imlek harus berkumpul di rumah orang tua, Cing Bing kumpul di kuburan mereka.

Di era pandemi ini tidak semua orang Tionghoa ke kuburan. Apalagi kalau harus naik pesawat. Sebelum pandemi, hari-hari Cing Bing begini sulit sekali dapat tiket pesawat ke Pontianak. Melebihi hari Lebaran.

Cing Bing tahun ini berdekatan dengan ruwahan di kalangan masyarakat Jawa. Di minggu terakhir sebelum bulan puasa, orang Jawa juga mementingkan ke kuburan orang tua. Mereka boleh tidak pulang Lebaran, tapi harus pulang saat ruwahan. Maka hari-hari ini kuburan Tionghoa dan Jawa sama-sama ramainya.

Singapura sudah tidak punya kuburan lagi –kecuali kuburan untuk orang Islam. Undang-undang di Singapura melarang orang mati dikubur. Harus dibakar. Abunya disimpan di vihara atau di gereja.

Robert Lai, teman saya di Singapura itu menyimpan abu orang tuanya di vihara Buddha dekat rumahnya. Istri Robert, menyimpan abu orang tuanyi di gereja. Di hari Cing Bing seperti ini, Robert ke vihara, Dorothy ke gereja.

Itu sebelum pandemi. Kali ini mereka sembahyang Cing Bing dari rumah. Rumah Robert yang sekarang ini pun dulunya juga kuburan Tionghoa. Mungkin kuburan terbesar.

Proses penutupan kuburan ini dilakukan di awal pemerintahan Lee Kuan Yew. Awalnya tidak boleh lagi ada orang dimakamkan di situ. Langkah berikutnya, family orang yang dimakamkan di situ harus membongkar kuburan leluhur mereka –tulangnya dibakar, abunya disimpan. Sampai batas waktu tertentu pemerintah membongkar kuburan yang tanpa keluarga.

Sejak itu tidak ada lagi kuburan Tionghoa di Singapura. Di areal itu lantas didirikan apartemen pencakar langit dalam jumlah ratusan gedung. Robert tinggal di salah satunya.

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO