JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Asosiasi tembakau" rel="tag">Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di Gedung Bung Tomo Pemkab Jombang, Sabtu (10/04/21).
Dalam musyawarah daerah tersebut, Kamudi terpilih sebagai Ketua DPD APTI Jatim. Pada forum tersebut juga dibacakan nama-nama struktur pengurus DPD APTI Jatim. Acara itu juga dihadiri 23 pengurus DPC APTI se-Jawa Timur. Hadir pula perwakilan dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jatim. Kemudian Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab, dan Wabup Sumrambah.
Baca Juga: Pemkab Sumenep Teken Kerja Sama Proyek APHT dengan PD Sumekar, Siap Operasikan Pabrik Rokok Terpadu
Dikatakan Kamudi, pihaknya siap memajukan petani tembakau di Jawa Timur. Namun demikian, ia berharap ada perhatian dari pemerintah terkait nasib petani. Sebab selama ini petani tembakau seperti anak kehilangan induknya.
"Duitnya diambil, tapi perhatian pemerintah tida ada. Semisal alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) khusus Jatim sebesar Rp 600 miliar. Nah, 15 persen dari jumlah tersebut digunakan untuk peningkatan kapasitas petani," usul petani asal Lamongan ini.
"Jadi ada anggaran Rp 85 miliar untuk peningkatan kualitas petani. Kalau anggaran tersebut digunakan secara maksimal, maka bisa lebih memajukan petani tembakau di Jatim. Itu harapan kami dari APTI Jatim," imbuhnya.
Baca Juga: Luncurkan Program GEMA, Pj Gubernur Jatim Dorong Inovasi Pengembangan Tembakau, Kopi, dan Kakao
Di tempat yang sama, Ketua DPN APTI (Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi tembakau" rel="tag">Petani Tembakau Indonesia) Soeseno mengatakan, tembakau di Jawa Timur masih menjadi primadona. Lantaran Jatim merupakan penyuplai tembakau terbesar tingkat nasional.
"Produksi tembakau di Jatim sangat besar, mencapai 110 ribu ton per tahun. Jumlah tersebut merupakan 60 persen dari produksi tembakau nasional. Kalau petani tembakau Jatim mogok, maka industri rokok tidak ada atau tutup," jelasnya.
Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen
Masih menurut Soeseno, ke depannya tantangan organisasi APTI dan sektor pertembakauan akan semakin berat. Untuk itu, ia meminta agar jajaran pengurus APTI, utamanya di Jatim bekerja lebih giat dan bersemangat, memperkuat organisasi dan memperkuat sinergitas dengan seluruh pemangku kepentingan.
"Saya berharap, pengurus yang baru semakin baik dan solid. Organisasi ini perlu diperkuat oleh kepengurusan yang produktif dan berkesinambungan sehingga akan ada regenerasi dan sekaligus mewarisi kultur pertembakauan di Indonesia," pungkasnya.
Tembakau merupakan salah satu komoditi unggulan di Indonesia, yang mampu menyerap tenaga kerja, menyumbangkan cukai, dan pajak-pajak lain. Industri Hasil Tembakau (IHT) di Indonesia memiliki peran cukup besar terhadap penerimaan negara melalui pajak dan cukai.
Baca Juga: Ratusan Kelompok Tani Tembakau di Blitar Dapat Bantuan Alat Senilai Rp2 Miliar dari DBHCHT
Selain itu, kehadiran IHT juga memberi dampak positif lain, seperti penyerapan tenaga kerja, penerimaan dan perlindungan terhadap petani tembakau, dan dampak ganda yang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News