MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Setelah membagikan bingkisan pada sekitar 950 anggota polisi dan 600 TNI seluruh Kabupaten Mojokerto, kali ini Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., membagikan paket sedekah kepada warga 11 kelurahan di sekitar Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto.
“Kali ini untuk tetangga,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com, Senin (10/5/2021).
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, sampai sekarang Kiai Asep telah menghabiskan uang Rp 8 miliar untuk sedekah selama bulan Ramadan.
Para kepala desa (kades) dari 11 desa itu datang secara bergantian. Mereka ada yang membawa truk dan ada yang bawa mobil boks untuk mengangkut beras sedekah Kiai Asep. Pantauan BANGSAONLINE.com di lokasi, para kades itu itu datang mulai sekitar pukul 9 pagi sampai sore hari.
Beberapa kades yang diwawancari BANGSAONLINE.com mengaku bahwa warganya sangat senang mendapat bingkisan dari Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“Suenneng sekali,” kata Ahmad Hariadi, Kepala Desa Tanjung Kenongo.
Menurut dia, semua Kepala Keluarga (KK) di desanya mendapat bagian. Jadi tak pandang bulu. Termasuk yang kaya sekalipun.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
(Taufik, ajudan Kiai Asep Saifuddin Chalim, memberikan bingkisan Kiai Asep kepada para kepala desa di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Senin (10/5/2021). foto: mma/ bangsaonline.com).
“Karena maunya Kiai Asep seperti itu. Semua KK dikasih,” kata Ahmad Hariadi sembari mengatakan bahwa Kiai Asep memang tiap tahun mengirim bantuan untuk warganya.
Namun, kata Ahmad Haiadi, jika orang yang bersangkutan tak mau menerima bantuan, maka jatahnya itu dialihkan kepada orang lain yang membutuhkan.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
“Kan ada yang tak mau, tapi jumlahnya sedikit sekali,” katanya. Maka jatah dia diberikan kepada keluarga lain.
“Kan dalam satu keluarga itu ada yang salah satu keluarganya lumpuh. Pakai kursi roda. Ya kita kasihkan pada orang itu,” kata Ahmad Hariadi.
Ia mengatakan bahwa di desa yang dipimpinnya juga ada daerah khusus untuk penderita penyakit kusta. “Sebanyak 117 orang,” tuturnya. Meski demikian, menurut Ahmad Hariadi, dinas sosial (dinsos) setempat kurang tanggap.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
“Seharusnya kan ada upaya pembinaan agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi,” katanya sembari menegaskan bahwa beberapa warganya tak tercover bantuan dinsos karena faktor data yang tak akurat.
Menurut Kiai Asep, para warga tetangga desa itu disiapkan sekitar 11 ribu paket bantuan berupa beras 5 kg, sarung, dan uang. “Kan tiap desa itu ada yang jumlah warganya 11 ribu, tapi ada yang kurang dari seribu,” kata Kiai Asep. Para kepala desa yang memimpin pengangkutan beras juga diberi bingkisan oleh Kiai Asep.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
(Truk para kades yang mengangkut beras bantuan Kiai Asep dari Guest House Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Senin (10/5/2021). foto: mma/ bangsaonline.com)
Kiai Asep memang terus berpikir untuk kesejahteraan rakyat di sekitarnya. Kiai Asep bahkan tidak hanya ingin memberi bingkisan, tapi juga bagaimana mereka bisa memberdayakan secara ekonomi.
Karena itu, kiai milirder yang terkenal dermawan itu kini sedang merintis untuk usaha pupuk dengan cara memelihara sapi. “Sapi ini nanti kita taruh di tiap desa. Tiap desa kita kasih sekitar 300 sapi,” katanya.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Dengan demikian, warga desa bisa punya pekerjaan baru, yaitu memelihara sapi. “Yang ngurus sapi kita bayar tiap bulan. Jadi orang yang merawat sapi harus kita rawat,” kata Kiai Asep yang memiliki 12.000 santri itu.
Sebelumnya, Kiai Asep juga tiap hari secara berturut-turut mengundang semua elemen masyarakat Mojokerto untuk buka bersama sekaligus istighatsah dan doa bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia. Dalam acara itu tiap hari yang hadir mencapai 600 orang hingga 800 orang. Usai salat maghrib mereka satu per satu diberi uang transport Rp 100 ribu, 5 kg beras, dan sarung.
Mereka diangkut bus dari seluruh penjuru Kabupaten Mojokerto, di samping ada yang pakai mobil kecil. “Untuk sewa bus ada uang tersendiri,” kata Kiai Asep menjelaskan bahwa warga yang datang tidak dibebani ongkos transportasi. (mma)
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News