KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Usai ada keluhan dari salah satu petani terkait tanaman padinya yang terserang penyakit potong leher (neck blast), Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri bersama kelompok tani Desa Kaliboto, Kecamatan Tarokan menggelar aksi gerakan pengendalian massal, Rabu (19/5/2021). Belakangan setelah dicek, ternyata bukan neck blast yang menyerang tanaman padi petani, melainkan penyakit xanthomonas.
Aksi gerakan pengendalian massal yang dilakukan anggota kelompok tani Desa Kaliboto tersebut juga dihadiri petugas dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Kampanye di Kecamatan Kepung, Dhito Dipuji Sebagai Pemimpin Pengayom Petani
Ropingi, Kades Kaliboto membenarkan bahwa di desanya sedang dilakukan gerakan pengendalian massal berupa penyemprotan massal pada tanaman padi yang diserang xanthomonas.
"Tapi kami bersyukur dengan adanya peristiwa ini, desa kami didatangi oleh bapak-bapak dan ibu-ibu dari Kabupaten Kediri dan dari Jawa Timur dan diberi bantuan obat-obatan untuk mengendalikan hama penyakit dan tikus," kata Ropingi, Rabu (19/5/2021).
Anang Widodo, Kepala Dispertabun Kediri menyatakan bahwa yang menyerang tanaman padi milik salah satu petani itu mengarah ke xanthomonas, bukan potong leher seperti diberitakan selama ini.
Baca Juga: Ribuan Petani di Kabupaten Kediri Gelar Deklarasi Dukung Dhito-Dewi
"Meski demikian, gerakan pengendalian massal tetap dilakukan untuk mencegah meluasnya serangan penyakit xanthomonas ini. Meski yang terserang baru sekitar 0,35 hektare dari keseluruhan hamparan seluas 6 hektare," katanya.
Menurut Anang, diperlukan sinergi dan komunikasi antara petani, kelompok petani, dan PPL ketika ada serangan penyakit seperti ini. "Kita juga seorang muslim, jadi semuanya serahkan pada ahlinya, jangan kita terus menyampaikan sendiri yang berdampak ke yang lain. Kita orang muslim, kalau bicara harus ada bukti," terangnya.
Baca Juga: Tuntut Redistribusi Lahan HGU, Ratusan Warga Puncu Geruduk Kantor Pemkab Kediri
Giat penyemprotan massal ini turut dihadiri Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Ir. Irita Rahayu Aryati.
"Saya mendapatkan tugas khusus dari Bapak Kepala Dinas untuk klarifikasi berita yang sudah beredar bahwa di sini ada serangan potong leher untuk luasan lahan yang puluhan hektare," katanya.
Menurut Irita, pihaknya punya petugas yang sudah melihat ke lapangan dan dia sendiri hari ini juga melihat kondisi tanaman padi yang diberitakan. "Ternyata memang kondisinya tidak seperti yang diberitakan. Bahwa serangannya itu bukan potong leher, tetapi xanthomonas. Itu pun bukan puluhan hektare, tetapi hanya sekitar 0,35," tuturnya.
Baca Juga: Petrokimia Gersik Luncurkan Program Kampung Makmur Komoditas Nanas di Kabupaten Kediri
"Insya Allah dengan gerakan kali ini yaitu gerakan pengendalian (massal) bisa diatasi tidak sampai kemudian menjadi tidak panen dan tidak meluas," terangnya.
Ditambahkan Irita, selain ingin mengecek langsung ke lapangan, pihaknya juga menyampaikan bantuan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berupa pestisida untuk pengendalian tikus.
"Kami tadi memberikan bantuan dari Ibu Gubernur ya, bantuan pestisida untuk pengendalian tikus. Itu yang tadi dari kami. Sedang Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri juga memberi bantuan (obat pembasmi) untuk xanthomonas," ujarnya.
Baca Juga: Diskusi Bareng Petani, Bupati Kediri Petakan Potensi Pertanian Jagung
Menurutnya, saat ini memang perlu edukasi untuk petani agar mereka bisa mengidentifikasi dengan baik mana yang disebut potong leher dan mana xanthomonas. "Itu memang PR kita bersama untuk mengedukasi mereka supaya tidak salah. Sebenarnya kalau belum keluar malai, belum bisa disebut potong leher," jelasnya.
"Kalau potong leher dilihat dari daunnya ada warna cokelat dengan bentuk seperti ketupat, sedangkan xanthomonas warna cokelat ada di pinggir daun," imbuhnya.
Dia menuturkan, potong leher itu disebabkan oleh jamur, sedangkan xanthomonas disebabkan oleh bakteri. "Jadi beda jauh. Ketika dilakukan penyemprotan atau pengendalian yang potong leher dengan menggunakan fungisida, beda dengan xanthomonas yang menggunakan bakterisida. Jadi beda perlakuannya," pungkasnya. (uji/zar)
Baca Juga: Tarik Minat Petani Milenial, Bupati Kediri Beri 5 Drone
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News