Turut Cegah Stunting, PMR SMAN 7 Kota Kediri Juarai Lomba Vlog Edukasi BKKBN 2021

Turut Cegah Stunting, PMR SMAN 7 Kota Kediri Juarai Lomba Vlog Edukasi BKKBN 2021 Siswa-siswi SMAN 7 Kota Kediri, yang tergabung dalam organisasi PMR di sekolahnya berhasil menjuarai ajang Vlog Edukasi BKKBN 2021. (foto: ist.)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Siswa SMAN 7 ini yang tergabung dalam organisasi di sekolahnya berhasil menjuarai ajang Vlog Edukasi BKKBN 2021. Ada misi di balik vlog yang mereka buat, yaitu keterlibatan genersi muda untuk peduli akan bahaya stunting.

"Di samping untuk mengikuti lomba, kami sebagai generasi muda ingin mengajak teman sebaya kami khususnya, untuk sadar akan bahaya stunting sejak dini dan melakukan pencegahan melalui video vlog yang kami buat," ungkap Karina Putri Wijaya, salah satu anggota SMAN 7 , Sabtu (5/6).

Baca Juga: Pimpin Forum Komunikasi RKPD 2026, Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ini

Karina juga mengatakan bahwa selama proses pembuatan video, ia bersama 4 anggota lainnya berkeinginan untuk mengedukasi para remaja supaya tidak melakukan pernikahan di usia dini.

"Pernikahan di usia dini memiliki banyak risiko, salah satunya berpotensi terjadinya stunting, apalagi jika pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan janin yang kurang, dapat memperbesar risiko tersebut," imbuh siswi yang juga berprestasi di bidang akademis ini.

Benar saja, berawal dari misi mulia tersebut, Karina bersama dengan timnya yang terdiri dari Riski Narendra Adi Nugroho, Fahrudin A. Surya, Nurin Muhanik, dan Adek Kaifana berhasil menyabet juara pertama dalam gelaran yang diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi Jawa Timur. Tentu hal tersebut menuai kebanggaan tersendiri bagi Elisa Febriana Sari, pembina SMAN 7 .

Baca Juga: Tingkat Gemar Membaca Kota Kediri Peringkat 2 di Provinsi Jawa Timur, Pj Zanariah Beri Apresiasi

"Alhamdulillah senang sekali, saya tidak menyangka dengan persiapan yang mepet tapi justru bisa memberikan hasil yang maksimal. Saya sangat terharu dengan perjuangan anak-anak," ungkap wanita yang juga mengajar mata pelajaran Sejarah di SMAN 7 ini.

Sementara itu, meskipun bukan termasuk wilayah rentan stunting, namun bukan berarti tidak ditemukan kasus sama sekali. Berdasarkan data Dinas Kesehatan , hingga tahun 2019 kemarin stunting di berada di angka 10,3 persen.

"Rata-rata tersebut masih lebih rendah daripada nasional sebesar 30% dan provinsi 27%," ungkap Fauzan Adima, Kepala Dinas Kesehatan .

Baca Juga: Ukur Capaian Implementasi Reformasi Birokrasi, Pemkot Kediri Gelar Desk Evaluasi Triwulan IV

Meski demikian ia meminta supaya masyarakat terutama para orang tua untuk memperhatikan tumbuh kembang janin, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan untuk mencegah terjadinya stunting.

Dinas Kesehatan bekerja bersama dengan puskesmas dan sekolah-sekolah untuk melakukan pencegahan terjadinya stunting.

"Pencegahan kita lakukan sedini mungkin, sejak usia SMP kita programkan setiap seminggu sekali bagi remaja putri harus meminum tablet penambah darah atau sekitar 53 tablet per tahun. Di samping itu asupan nutrisi juga harus diperhatikan," imbuhnya.

Baca Juga: Tutup 2024, BPS Ungkap Inflasi Kota Kediri Masih Terkendali

Hal tersebut dilakukan mengingat bahwa salah satu faktor penyumbang terjadinya stunting adalah kondisi anemia yang dialami oleh ibu. "Anemia salah satu penyebab tertinggi terjadinya gizi buruk dan stunting pada anak," tandasnya.

Menyadari hal itu, Pemerintah gencar untuk mengedukasi para remaja tentang pentingnya hal tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) .

"Peran pemuda-pemudi utamanya para remaja ini sangat penting sekali untuk mengkampanyekan cegah stunting sejak dini," ungkap Sumedi, Kepala DP3AP2KB.

Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Apresiasi Beragam Capaian yang Diraih Pemkot Kediri Sepanjang 2024

"Melalui kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di sekolah-sekolah dan karang taruna kita optimis dapat melakukan edukasi lebih mendalam utamanya kepada para remaja dan pemuda-pemudi, tidak hanya tentang stunting tapi juga resiko dari pernikahan di usia dini," pungkasnya. (uji/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO