SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut kedatangan Staf Ahli Menteri Kesehatan Dokter Andani Eka Putra beserta rombongannya di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Balai Kota Surabaya, Jumat (23/7/2021). Setelah mendengarkan pemaparan Wali Kota Eri, Dokter Andani mengapresiasi penanganan Covid-19 di Surabaya.
Eri menjelaskan banyak hal tentang penanganan Covid-19 di Surabaya. Ketika kasus Covid-19 di Surabaya naik dan rumah sakit mulai penuh, ia bersama jajarannya mencari alternatif untuk membuat rumah sakit lapangan. Akhirnya, dibuatlah Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di Kedung Cowek.
Baca Juga: Tak Terima Diviralkan Selingkuh, Sembunyikan Wanita di Kolong Meja, Camat Asemrowo Bakal Lapor Polda
"Setelah itu, kita siapkan juga tempat isolasi di setiap kelurahan, dan mulai hari ini kami sudah mengoperasionalkan Rumah Sakit Lapangan di Gor Indoor GBT. Jadi, sekarang di wilayah Surabaya Utara dan Barat sudah ada tempat isolasi yang lumayan besar," katanya.
Ia juga menjelaskan tentang vaksinasi yang terus digeber hingga saat ini. Vaksinasi massal sudah beberapa kali digelar di Surabaya, hingga sempat kehabisan vaksin. "Kami juga sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk vaksinasi ini, semoga segera dikirim lebih banyak lagi," ujarnya.
Setelah itu dijelaskan pula tentang kecepatan tracing yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Bahkan, ia juga memastikan bahwa seluruh staf di perangkat daerah diminta untuk menjadi tracer. Saat ini di Surabaya sudah ada sekitar 1.000 tracer.
Baca Juga: Marak Pengemudi Mabuk Sebabkan Laka di Surabaya, Pemkot Bakal Tetapkan Aturan ini untuk RHU
Setelah mendengar berbagai penanganan Covid-19 di Surabaya, Dokter Andani menjelaskan bahwa pertemuannya dengan Wali Kota Eri itu untuk terus meningkatkan kapasitas tracing, yang harus diikuti pula oleh peningkatan tracing. Makanya, ia melihat persiapan daerah-daerah yang aglomerasi, seperti di Surabaya Raya, Malang Raya, Jakarta, Yogyakarta.
"Itu akan jadi target peningkatan tracing. Nah, peningkatan tracing itu akan ada efeknya, yaitu jumlah yang akan dites akan semakin banyak. Nah, ketika dites banyak, tentu lab dan tempat isolasinya juga harus siap, sehingga target tracing itu bisa jadi optimal," kata Andani.
Ia juga menilai tracing di Surabaya sudah sangat bagus, apalagi Pemkot Surabaya sudah melibatkan stafnya untuk melakukan tracing. Bahkan, sudah disiapkan tracer sekitar 1.000 orang, sehingga ini bisa menjangkau lebih banyak. "Katanya tadi sudah ada sekitar seribu tracer yang disiapkan, nanti kalau ada tambahan tracer kan makin bagus," ujarnya.
Baca Juga: Preman Getok Tarif Parkir KBS Rp45 Ribu, Polsek Wonokromo Tuding Pihak ini Tak Tegas
Dokter Andani juga mengapresiasi tempat isolasi yang disiapkan oleh Pemkot Surabaya, mulai dari isolasi yang terpusat, ada di rumah sakit dan juga di setiap kelurahan. Artinya, sudah tidak banyak warga yang isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
"Isolasi di rumah kalau bisa dihindari, karena kontrolnya susah, baik risiko kalau dia menjadi berat, lalu risiko kalau dia pergi ke mana-mana, sehingga bisa menularkan," imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi kapasitas testing yang dilakukan oleh Surabaya, karena testing-nya begitu masif, sehingga bisa diketahui mana yang terpapar Covid-19 atau tidak. "Tinggal bagaimana kita meningkatkan pelaporannya lagi soal testing ini," tutupnya. (dra/zar)
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News