Berkolaborasi Dengan Para Ahli, AMSI Luncurkan Crisis Center Covid-19

Berkolaborasi Dengan Para Ahli, AMSI Luncurkan Crisis Center Covid-19 Peluncuran AMSI Crisis Center bersamaan dengan Diskusi Publik “Edukasi Penanganan COVID-19 bagi Pekerja Media” pada Selasa (27/7/2021).

JAKARTA, BANGSAONLINE.com -- Meningkatnya jumlah pasien akibat mutasi virus SAR-CoV-2, termasuk pada pekerja media dan keluarga, menggerakkan Asosiasi Media Siber Indonesia () membentuk Crisis Center COVID-19. Peluncuran Crisis Center dilaksanakan pada Selasa (27/7/2021), bersamaan dengan Diskusi Publik “Edukasi Penanganan COVID-19 bagi Pekerja Media”.

Upi Asmaradhana, Koordinator Utama Crisis Center COVID-19 menyampaikan, Tim Crisis Center dibentuk sebagai respons dari meningkatnya jumlah pekerja media yang terpapar COVID-19.

Baca Juga: Dirangkai dengan Seminar, Pelantikan Pengurus AMSI Jawa Timur Bakal Dihadiri Wamen Komdigi

“Tim ini akan memberikan edukasi (preventif) pada anggota yang terpapar agar cepat pulih, dengan harapan menurunkan angka fatalitas dan ke depan tidak ada lagi anggota yang terpapar. Ini adalah upaya di tengah keterbatasan kondisi saat ini,” kata Upi.

Ketua Umum Wenseslaus Manggut menambahkan, Tim Crisis Center ini berupaya membantu anggota. “Kami ini membantu pekerja media yang bingung saat awal terpapar, baik dari aspek medis, psikologi, dan lain-lain sehingga membutuhkan kolaborasi dengan para ahli,” ujarnya.

Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh saat membuka sekaligus meluncurkan Crisis Center COVID-19 menyampaikan bahwa pembentukan Crisis Center itu adalah langkah real.

Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Bawaslu Jatim Gelar Media Gathering di Kota Batu Selama 3 Hari

"Dewan Pers menyampaikan penghargaan atas upaya untuk meringankan beban (pekerja media) ini,” ujarnya.

Ia menyampaikan saat kondisi turbulensi COVID-19 ini diperlukan upaya-upaya bersama yang tepat sesuai kasus yang dihadapi.

“Diperlukan inovasi atau terobosan baru untuk menyelesaikan masalah baru (COVID-19), yang saat ini masih menjadi misteri ini. Perlu pendekatan multisektor, dilakukan bersama-sama didasari empati. Crisis Center-19 ini adalah bentuk empati,” tambah M. Nuh.

Baca Juga: Umsida Ajak Jurnalis, KPU, Bawaslu dan Pengamat Diskusi Dampak Politik Identitas di Pemilu

Panelis yang hadir dalam diskusi itu adalah dr. Adib Khumaidi, SpOT (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), Sani Budiantini Hermawan, S.Psi. (Psikolog Sadari.id), dr. Widjanarko Brotosaputro (Direktur Pyridam Farma), dan Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS (Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia-Persi)

Adib Khumaidi saat sesi diskusi yang berlangsung secara virtual itu menyampaikan bahwa konsep yang dibuat sejalan dengan yang akan didorong IDI yaitu penguatan civil society untuk menjaga anggota komunitas dari risiko paparan, sakit, dan mengurangi tingkat keparahan dan meninggal.

“Dari IDI kami siap mendukung agar pekerja media tetap sehat melalui telemedicine atau konsultasi. Karena virus ini akan terus bermutasi, yang bisa diintervensi adalah lingkungan dan orang-orangnya, dengan membuat aturan (standard operating prosedure/SOP) untuk mengurangi risiko paparan,” ujarnya.

Baca Juga: Undangan Sambung Guyub Dianggap Pilih-pilih Wartawan, Humas Polres Kediri Kota Ngaku Lupa

Sani Budiantini Hermawan menambahkan, menjaga kesehatan mental pekerja media perlu sebagai upaya pencegahan atau terapi untuk pasien COVID-19. “Jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan rasa tidak sanggup menghadapi kondisi ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, menjaga kesehatan mental dapat dilakukan oleh profesional atau orang-orang di lingkungannya dengan teknik yang baik.

Baca Juga: Konferwil AMSI Jatim, Ainun-Amir ​Terpilih Sebagai Ketua dan Sekretaris Periode 2024-2028

Widjanarko Brotosaputro mengingatkan konsumsi obat-obat perlu dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan petunjuk dokter dan kondisi pasien.

“Termasuk mengonsumsi vitamin tidak boleh berlebihan, perlu konsultasi dengan dokter atau apoteker. Jangan sampai karena takut COVID-19 kemudian mengonsumsi obat-obat atau vitamin tanpa memerhatikan peruntukannya atau minum di luar takaran dosis. Apalagi jika mengonsumsi antibiotik atau antivirus perlu hati-hati,” ujarnya.

Sedangkan Lia G. Partakusuma menyampaikan, kehadiran komunitas dalam penanganan COVID-19 sangat diperlukan. “Karena kita tidak bisa sendirian,” ujarnya.

Baca Juga: Dua Atlet Catur Anggota SIWO Kediri Siap Ikuti PORWANAS XIV

Saat ini dari 3.084 rumah sakit, 989 rumah sakit ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan COVID-19. Saat ini penambahan tempat tidur dari bulan Mei hingga 25 Juli telah naik tiga kali lipat menjadi 127.045 tempat tidur. “Tapi penambahan fasilitas (ruang isolasi khusus pasien COVID-19), tidak bisa naik cepat sejumlah tempat tidur,” ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah keterisian tempat tidur mulai naik di berbagai tempat. Karena pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi berat dan kritis.

“Karena itu penting bantuan dari komunitas untuk menekan melalui edukasi 3M untuk memutuskan rantai penularan. Crisis Center COVID-19 sangat penting, jika diperlukan membentuk command center,” katanya.

Baca Juga: Dewan Pers Siap Cabut Izin Media Jika Oknum Wartawan Terbukti Lakukan Intimidasi Hingga Pemerasan

Crisis Center COVID-19 dipimpin Koordinator Utama yaitu Upi Asmaradhana (CEO KGI Network), dengan melibatkan pengurus pusat dan daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti: dokter, psikolog, agamawan dan lain-lain.

Kalangan dokter yang telah menyatakan kesediaannya yaitu dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD (Direktur RS Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta), dr. Khoirul Hadi, SpKK (Dokter spesialis di Solo dan sekaligus penyintas COVID-19), dr. Adib Khumaidi, SpOT. (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH (Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI & Ketua Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia), dr. Ulul Albab, SpOG. (Sekjen POGI JAYA).

Kalangan psikolog yang menyatakan mendukung tim ini adalah Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si. (Ketua HIMPSI Solo), Tim Psikolog Sadari.id, Elok Farida Husnawati, S.Psi. (HRD PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT). Sedangkan dari kelompok swasta yang bersedia memberikan dukungan adalah Pyridam Farma, dan jaringan Siloam Hospitals Group.

Baca Juga: Hari Pers Nasional 2024, Pj Bupati Jombang Raih Penghargaan Creative Regional Head dari PWI Jatim

“Saat ini Tim Crisis Center terus menjajaki kerja sama dengan pihak-pihak lainnya,” kata Upi Asmaradhana, Koordinator Utama Crisis Center COVID-19. (ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO