Provinsi Jatim Masih Satu-satunya Level I, Kini 50% Kabupaten/Kota Level 1 dan 50% Level 2

Provinsi Jatim Masih Satu-satunya Level I, Kini 50% Kabupaten/Kota Level 1 dan 50% Level 2 Grafis: Humas Pemprov Jatim

SURABAYA, BANGSAONLINE.com-Pemprov bersama Forkopimda Jatim berkolaborasi dengan Pemkab/Pemkot, tenaga kesehatan (nakes), perguruan tinggi, media dan seluruh elemen masyarakat, untuk menekan penyebaran Covid-19. Hasilnya patut disyukuri namun dengan penuh kewaspadaan.

Berdasarkan hasil assesment situasi Covid-19 dari Kemenkes RI per 19 September 2021 yang dirilis pada tanggal 20 September 2021, sejumlah 38 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jatim tercatat sudah keluar dari PPKM level 4 dan 3.

Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024

Untuk level 1 mengalami peningkatan dari assesment tanggal 14 September 2021 dan 19 September 2021. Semula terdapat 10 kabupaten/kota. Kini menjadi 19 kabupaten/kota. Yaitu Tuban, Sumenep, Situbondo, Sidoarjo, Sampang, Pasuruan, Pamekasan, Pacitan, Magetan, Lamongan, Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kota Kediri, Kota Batu, Kediri, Jombang, Jember, Gresik, dan Banyuwangi.

Sedangkan untuk level 2 terdapat pada 19 kabupaten/kota di Jatim. Yaitu Tulungagung, Trenggalek, Probolinggo, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Mojokerto, Malang, Madiun, Lumajang, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Blitar, Kab. Bondowoso, Bojonegoro, Blitar, dan Bangkalan.

Hingga hari ini, Jatim masih menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa - Bali yang berada pada level 1. Empat provinsi di Jawa - Bali berada pada level 2 dan dua provinsi berada level 3.

Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024

Gubernur Indar Parawansa kembali menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerja keras, sinergi, serta kolaborasi dari berbagai elemen strategis masyarakat. 

Menurut dia, tak hanya pemprov yang berperan, tetapi juga Forkopimda, pemkab/pemkot, tenaga kesehatan (nakes), tokoh agama, tokoh masyarakat, perguruan tinggi, media, seluruh relawan dan masyarakat yang telah bersama- sama ikut mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di Jatim.

"Alhamdulillah, atas ikhtiar, sinergi dan do'a kita semua, Provinsi Jatim setelah menjadi satu-satunya provinsi yang pertama masuk pada level 1 di Pulau Jawa – Bali. Bahkan di Indonesia, sesuai assesment yang dilakukan Kemenkes RI, sekarang kabupaten/kota di Jatim 50% masuk level 1 dan 50% level 2. Mohon tetap waspada dan diikuti dengan disiplin protkes serta percepatan vaksinasi," ujar Gubernur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (21/9).

Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo

“Terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah bekerja keras dan patuh terhadap protkes, bersinergi dan berkolaborasi diikuti do'a bersama mencegah penyebaran Covid-19 di Jatim. Di dalamnya termasuk Forkopimda Jatim, TNI- POLRI, Pemkab/Pemko, tenaga kesehatan (nakes), tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, media, sektor swasta dan seluruh elemen masyarakat di Jatim,” tambah .

Mantan Mensos RI itu menjelaskan, assesment yang dilakukan Kemenkes RI tersebut berdasarkan 6 parameter yaitu kasus konfirmasi, rawat inap RS, kematian, testing, tracing dan treatment yang dilakukan secara masif dan terukur sehingga menghasilkan predikat memadai.

Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?

Dari keenam parameter tersebut, Provinsi memenuhi semua standar dari standart WHO maupun Kemenkes RI. Misalnya, kasus konfirmasi Jatim berada pada level 1 dengan angka 6,38 per 100 ribu penduduk/minggu. Angka tersebut di bawah standar yang ditetapkan Kemenkes RI yaitu di bawah 20 per 100 ribu penduduk/minggu.

Rawat inap RS berada pada level 1 dengan angka 1,37 per 100 ribu penduduk/minggu di bawah standar Kemenkes RI yaitu <5 per 100 ribu penduduk/minggu.

Tingkat kematian berada pada level 1 mencapai 0,42/100 ribu penduduk/minggu di bawah ketentuan Kemenkes RI yaitu <1/100 ribu penduduk/minggu.

Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman

Begitu juga dari segi tracing, testing dan treatment dinilai memadai sesuai hasil assement Kemenkes RI. Untuk testing, jumlah tes PCR di Jatim sudah sesuai standar WHO (>40.479 test/ minggu). Berdasarkan data covid19.go.id per 19 September 2021, seminggu terakhir berada di angka 147.912 test/minggu. Sehingga positivity rate Jatim berada di angka 1,23%. Angka ini memenuhi standart WHO di bawah 5%/ minggu

Sementara untuk tracing Jatim mencapai 16,72 rasio kontak erat/kasus konfirmasi/minggu. Dengan demikian, tracing ratio Jatim mampu menembus standar Kemenkes RI, yaitu 15 kasus ditracing per 1 kasus.

Untuk treatment di Jatim, jika dilihat dari tingkat ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS sudah mencapai 11,83%/minggu. Artinya BOR di Jatim ini sudah berada sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60%

Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN

.“Terimakasih para tracers, swabers, babinsa dan babinkabtibmas, tim nakes dan rumah sakit yang telah bekerja keras dan masyarakat Jatim yang telah kooperatif dalam kegiatan testing, tracing, maupun treatment ini,” imbuhnya.

Meski demikian, terus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Ini penting, karena kedisiplinan menjalankan prokes menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan Covid-19.

“Terimakasih atas semua kerja keras, kekompakan dan do'a terbaik untuk kita semua. Mari kuatkan disiplin prokes dan percepat vaksinasi.

Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO