Antisipasi Kerusuhan, Lapas Surabaya Gelar Simulasi Situasi Darurat

Antisipasi Kerusuhan, Lapas Surabaya Gelar Simulasi Situasi Darurat Petugas saat memperagakan pengamanan terhadap narapidana yang memberontak.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - terus melakukan peningkatan kualitas SDM jajarannya. Termasuk di lapas/rutan. Untuk mengantisipasi kerusuhan, para petugas di Lapas Surabaya dibekali petugas kecakapan menghadapi situasi darurat, Jumat (1/10).

Pembekalan kemampuan petugas itu dilakukan dalam rangkaian Pelatihan Elemen Inti Standar Pengamanan dan Tim Tanggap Darurat. Kegiatan yang bekerja sama dengan International Criminal Investigative Training (Icitap) itu mengajarkan materi teknis. Yaitu dengan simulasi kerusuhan.

Baca Juga: 2 Pimti Pratama Kanwil Kemenkumham Jatim Promosi ke Unit Pusat Kementerian Hukum

Simulasi ini melibatkan tujuh orang peserta setiap sesi. Dengan rincian enam orang sebagai petugas dan satu orang sebagai warga binaan. Nampak semua peserta sangat antusias.

“Simulasi ini dilakukan semirip mungkin seperti di dalam kamar hunian ketika hendak memindahkan warga binaan,” ujar Kepala Krismono.

Baca Juga: Rutan Perempuan Kelas IIA Surabaya Mulai Sosialisasikan Tahapan Pilkada 2024 ke Warga Binaan

Semua petugas yang tergabung dalam Tim Tanggap Darurat (TTD) mengikuti simulasi dengan mengenakan pakaian Penanggulangan Huru-Hara (PHH). Lengkap dengan tongkat, tameng, dan borgol. Instruktur dari Icitap Mr. Joe sebagai partner TTD bersama dua orang petugas Lapas Nusa Kambangan memimpin jalannya kegiatan.

“Dalam praktek kali ini mereka semua mempraktikkan apa yang sudah didapat selama lima hari pelatihan,” urai Krismono.

Terutama teknis pengeluaran paksa terhadap warga binaan dari atau ke dalam sel dan standar pengawalan. Perlu diketahui, dalam SOP pengamanan, pengeluaran paksa dilakukan apabila napi akan dipindahkan ke suatu sel untuk keamanan.

Baca Juga: Pemkot Batu Apresiasi Langkah Cepat Kanwil Kemenkumham Jatim Berikan Pelayanan KI

“Apabila warga binaan sudah tidak bisa dikendalikan. Pengeluaran paksa ini sebagai upaya terakhir apabila napi tidak dapat bekerjasama lagi dengan petugas,” beber Krismono.

Sementara itu, Kepala KPLP Gatot Harisaputro juga menjelaskan bahwa tindakan terukur ini bisa dilakukan apabila warga binaan tidak menunjukkan etika baik saat dilakukan pemindahan atau hal lain.

Baca Juga: Gali Data Primer Keimigrasian Secara Faktual, Komisi XIII DPR RI Kunker Spesifik ke Jawa Timur

Untuk itu, Gatot meminta kepada semua peserta yang hadir agar memperhatikan dengan seksama semua instruksi yang diberikan oleh pelatih. “Agar bisa diterapkan dengan baik dan benar ketika kembali bertugas nanti,” pungkasnya. (cat/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sempat Kabur Bawa Mobil Dinas dan Tabrak Pagar Rudenim, WNA Palestina Diamankan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO