Kiai Asep: ​Calon Rais Am dan Ketum PBNU jangan Diintevensi dan jangan Undang Intervensi

Kiai Asep: ​Calon Rais Am dan Ketum PBNU jangan Diintevensi dan jangan Undang Intervensi Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

Lalu bagaimana dengan banyaknya dukungan agar Kiai Asep menjadi Calon Rais Am Syuriah atau Ketua Umum PBNU? Sembari tersenyum Kiai Asep justru menyebut nama KH Asad Said Ali, mantan Wakil Ketua Umum PBNU.

“Kiai As’ad itu sangat teduh, berakhlak, tak pernah menimbulkan kontroversi dan selalu positif terhadap Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma’ruf Amin,” kata Kiai Asep yang santrinya selama ini banyak diterima di universitas favorit baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Namun yang lebih penting lagi, tegas Kiai Asep, Kiai As’ad sangat mengetahui peta aliran-aliran, terutama aliran keagamaan dunia. “Sehingga sangat bermanfaat terhadap Pancasila, NKRI, dan paham Ahlussunnah Wal Jamaah ke depan,” tegas Kiai Asep yang selama PPKM aktif mengordinasi para kiai untuk salat malam tiap malam Jumat untuk berdoa, baik demi terkabulnya hajat-hajat pribadi maupun medoakan Indonesia, terutama Jawa Timur, agar segera terbebas dari Covid-19.

Ketika ditanya kembali tentang kesediaannya maju sebagai kandidat, Kiai Asep mengatakan bahwa dirinya sekarang sedang berkonsentrasi merealisasikan international university dan rumah sakit.

“Indonesia sudah terlalu lama ketinggalan dari negara-negara lain dalam pendidikan. Saya harus segera mewujudkan cita-cita saya untuk mendirikan international university dan rumah sakit. Lahan sudah saya siapkan. Lahan rumah sakit lima hektare. Sedang untuk lahan international university sepanjang dua kilometer. Nanti akan luas dan memanjang dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah sampai ke Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim yang jaraknya dua kilometer,” kata Kiai Asep yang pengukuhan guru besarnya dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Gubernur Jawa Tmur Khofifah Indar Parawansa, dan tokoh pers Dahlan Iskan, serta sejumlah tokoh Indonesia lainnya.

Kiai Asep mengaku tak habis pikir dengan kualitas pendidikan Indonesia selama ini. “Mesir itu negara miskin dibanding Indonesia. Yaman juga begitu. Tapi Mesir punya Universitas Al-Azhar yang bisa memberi beasiswa ke mahasiswa dari berbagai negara Islam sehingga Mesir harum namanya. Padahal gaji dosennya kecil sekali. Bahkan banyak yang tak punya mobil meski guru besar. Begitu juga Yaman punya Al-Ahqaf yang memberikan beasiswa ke negara-negara Islam,” kata Kiai Asep yang dikenal punya banyak jaringan internasional dalam bidang pendidikan.

Karena itu Kiai Asep mengaku harus segera merealisasikan international university yang juga akan memberikan beasiswa ke mahasiswa seluruh dunia, terutama dunia Islam. “Sekarang saja Institut KH Abdul Chalim, saya sudah memberikan beasiswa ke mahasiswa dari Pakistan, Afghanistan, Malaysia, Vietnam, Kazakhtan, Sudan, dan Mesir,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa mulai tahun ini Institut Pesantren KH Abdul Chalim membuka program S3 dengan banyak beasiswa.

“Tapi nanti Institut KH Abdul Chalim tetap ada (tidak dilebur), meski ada international university,” kata Kiai Asep yang kini memiliki 12.000 santri, di samping ribuan siswa-siswi di sejumlah sekolah yang dikelola di luar Pondok Pesantren Amanatul Ummah. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO