SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Lima siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menciptakan inovasi bernama Flood Barrier, sebuah bendungan otomatis pencegah banjir berbasis internet of thing (IOT).
Hasil karya dari Bayu Widihansyah, Wahyu Widihansyah, Shalihat Azka, Farhan Rahmansyah, dan Ezzedin Umbu Ahimsa Zein Suhartoyo, Siswa Kelas XI Smamda tersebut berhasil menyabet medali emas di ajang World Invention Competition and Exhibition (WICE) 2021, kategori IT and Robotic.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Ajang itu diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan SEGi University & Colleges, Malaysia, secara virtual pada 28-30 September 2021 lalu.
Bayu Widihansyah mengatakan, semula dia dan timnya mendapat ide membuat karya tersebut dari permasalahan klasik yang sering dialami masyarakat Indonesia, yakni banjir. Keprihatinan inilah yang membuat dia dan keempat kawannya memutar otak mencari solusi.
"Di luar negeri, banyak sekali berkembang teknologi barrier atau penghalang banjir. Namun, kebanyakan berbahan keras dan harus dipasang secara manual. Kami ingin barrier ini bisa berfungsi secara otomatis begitu air sungai meluap dan nonaktif saat air sungai mulai menurun. Jadi bahan karet sebagai barrier kami pilih karena fleksibel," cetus Bayu Widihansyah, di Gedung Smamda Sidoarjo, Kamis (28/10/2021).
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Jadi, ketika air sungai meluap, maka barrier yang dipasang akan mengembang secara otomatis dengan menggunakan kompresor udara. Sehingga menambah kapasitas sungai dan mencegah air sungai meluap ke permukiman di sekitarnya.
Secara sederhana inovasi itu menggabungkan sensor pendeteksi banjir dan teknologi barrier otomatis.
"Nah, barrier ini dipasang di tepi sungai di wilayah yang rawan banjir. Jadi, tidak perlu dipasang di sepanjang tepian sungai," imbuh Bayu.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Selain itu, sensor yang dipasang juga terintegrasi dengan jaringan internet melalui aplikasi khusus. Sehingga ketika air sungai mendekati permukaan, sistem akan mengirim informasi tersebut ke pihak terkait misalnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Selain informasi ketinggian dan debit air, sensornya juga bisa membaca ph air. Sehingga bisa tahu apakah air tersebut tercemar atau tidak. Melalui sistem itu pula diharapkan pihak berwajib bisa segera mengambil tindakan lebih lanjut," papar Bayu saat bersama empat temannya memperagakan sistem kerja hasil karya tersebut.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Smamda Sidoarjo, Moh Ernam mengaku bangga dengan inovasi dari anak didiknya. Dalam waktu dekat, pihak sekolah akan mengurus hak paten karya para siswa tersebut.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Sebab salah satu penilaian sekolah unggul itu, adalah sekolah memiliki hak paten terhadap karya siswanya.
Pihak sekolah, kata Ernam, sangat mendukung upaya siswa untuk menciptakan inovasi-inovasi. Selain menyediakan guru pembimbing ekstrakurikuler rekayasa teknologi ini, pihaknya juga menanggung semua pembiayaan.
Sekolah juga memberikan kelonggaran siswa untuk mengerjakan proyek inovasi tersebut hingga rampung.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
"Kami juga akan bersinergi dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) untuk mengembangkan prototipe inovasi ini sehingga benar-benar bisa diterapkan di lapangan, misalnya di sungai-sungai di Sidoarjo," tandas Moh Ernam. (sta/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News