MADIUN, BANGSAONLINE.com - Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Aisyah Lilia Agustina berharap ada kesetaraan perlakuan pemerintah antara pendidikan umum (negeri) dengan pendidikan berbasis agama/madin (madrasah diniyah). Baik dalam kebijakan maupun fasilitas dan penunjang pendidikan.
Pernyataan itu disampaikan Aisyah saat reses dengan Ibu-Ibu Muslimat NU di NU Center, Kabupaten Madiun, Sabtu (30/10/2021).
Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Jatim Warga Sampang Diduga Aniaya Istri Siri yang Berprofesi DJ
Politikus PKB itu menaruh perhatian serius terhadap dunia pendidikan diniyah tingkat ulya di pondok pesantren. Menurut dia, pendidikan ulya yang setara dengan Madrasah Aliyah atau SMA, belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.
“Madrasah ulya ini ternyata BPOPP-nya belum disertakan pemerintah provinsi kepada pendidikan yang setara dengan SMA atau SLTA. Itu yang perlu diberikan perhatian,” tegas anggota parlemen yang akrab disapa Mbak Icha ini.
Makanya, ia menegaskan bakal terus mendorong Pemprov Jatim untuk menyertakan dan memberikan perhatian terhadap pendidikan madrasah ulya. Salah satunya yakni melalui Perda Pondok Pesantren.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Siswa, Khofifah Dorong Inovasi Digital di Perpustakaan
“Termasuk kita melalui Perda Pondok Pesantren ini kan ingin itu (intervensi ke madrasah). Kita ingin sama dengan pendidikan yang lain, umum, atau negeri,” tandas anggota DPRD Jatim asal dapil XI ini.
Tak hanya terkait biaya pendidikan anak, Aisyah Lilia mengaku guru di Madiun juga mengeluhkan soal masalah seragam. Selama ini, guru atau tenaga pendidik di sana, setiap mengajar hanya menggunakan satu seragam.
“Yang dikeluhkan oleh mereka adalah seragam guru. Masak seragam guru cuma satu. Kita juga ingin pemerataan terkait seragam guru,” pungkas cucu Kiai Ahmad Sahal Mansyur, Ketua PCNU Sidoarjo pertama ini. (mdr/ian)
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis Sinergi Eksekutif-Legislatif Wujudkan Jatim Lebih Maju dan Sejahtera
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News