BATU, BANGSAONLINE.com - Bencana di Kota Batu yang ada di beberapa titik menjadi atensi khusus Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa. Gubernur bersama Sekda Prov Jatim, Kabarkowil III Malang, serta beberapa pihak terkait melihat kondisi terkini di lokasi bencana yang ada di Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kota Batu, Kamis (4/11) malam.
Kedatangan Gubernur disambut Wali Kota Batu Dra Hj Dewanti Rumpoko, bersama Wakil Wali Kota Batu dan Forkopimda Kota Batu. Selain itu, Gubernur juga melihat posko dapur umum yang didirikan oleh Tagana Kota Batu, di Balai Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji.
Baca Juga: Hujan Deras yang Kembali Guyur Kota Batu Akibatkan Plengsengan di Jalan Giripurno Longsor
Direktur Perum Jasa Tirta 1, Raymond Valian Ruritan mengungkapkan, kejadian ini terjadi pada saluran alami, yang tergabung dalam aliran Sungai Brantas. Banjir tersebut berawal dari hujan lebat dengan intensitas tinggi dengan curah hujan di atas Kota Batu sekitar 80 mm, sedangkan di bagian hulu sampai 100 mm selama dua jam, secara kumulatif.
"Hujan mengangkut tanah, kayu, dan ranting pohon di aliran alami yang kanan kirinya ada rumah penduduk, debit air di Kota Malang sekitar 430 meter per detik dengan kondisi siaga," katanya.
Sementara Kepala BBWS Brantas Muhammad Rizal, menambahkan rata-rata hujan di Jawa Timur mencapai 2000 mm, curah hujan tinggi tidak ditunjang dengan tangkapan airnya.
Baca Juga: Resmikan Han Palace dan Legacy Ballroom, Khofifah Optimistis Perkuat Sektor MICE di Jawa Timur
"Kita harus perbaiki ke depan, jangan sampai merembet ke Sungai Brantas, kita bersama pemerintah provinsi dan kota/kabupaten harus menata lagi daerah tangkapan air," ungkap dia.
Gubernur Jatim mengingatkan tentang peringatan dari BMKG, mulai November sampai Februari 2022 akan terjadi intrensitas curah hujan 70 persen lebih tinggi.
Baca Juga: BMKG Prediksi 35 Daerah di Jatim Rawan Angin Kencang, Ini Pesan Khofifah
"Memungkinkan terjadi banjir, banjir bandang di Indonesia, terutama Jawa Timur. Saya mewanti-wanti kesiapsiagaan, sinergitas harus dilakukan," kata Gubernur.
Gubernur menambahkan, Fenomena La Nina berdampak pada meningkatnya ancaman bencana hidrometrologi.
"Saat ini kita masuk dalam tanggap darurat, bisa mendirikan posko dapur umum, pos pengungsian, karena prediksi masih ada hujan susulan. Seluruh hunian di bantaran sungai harus dievakuasi, sesuai dengan siklusnya ada proses rehabilitasi dan konstruksi," tambah gubernur. (asa/ns)
Baca Juga: Khofifah Imbau Masyarakat Jawa Timur Waspada Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News