MALANG, BANGSAONLINE.com - Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-10 DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur (Jatim), resmi ditutup oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (27/11) malam. Agenda bertajuk 'Kondusif, Efektif, Ramah, Efisien, dan Netral' itu tersebut berlangsung secara hybrid (langsung dan virtual) selama dua hari, 27-28 November 2021.
Gubernur Khofifah mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh perawat yang ada di Jatim. Ia menuturkan, para perawat bersama tenaga kesehatan lainnya telah mendedikasikan diri luar biasa untuk merawat pasien Covid-19.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
“Saya melihat dedikasi dan keikhlasan yang luar biasa dilakukan para perawat. Para perawat banyak yang jam 12 malam, jam 01.00 WIB datang menyapa pasien Covid-19 yang ada di IGD maupun ICU atau ruang emergency. Mudah-mudahan menjadi ladang amal kebaikan para perawat,” ujarnya.
Terkait potensi perawat, Khofifah memaparkan bahwa sesuai data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan Susenas per tahun 2019 di Pulau Jawa, rasio perawat dengan jumlah penduduk adalah 1:815, artinya 1 perawat melayani 815 orang. Namun di luar pulau Jawa, rasio penduduk per 1 perawat masih rendah.
Lanjut Khofifah, Jawa Timur memiliki potensi yang besar karena memiliki jumlah perawat tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari laman bppsdmk.kemkes.go.id, jumlah perawat di Jatim mencapai 51.709 orang.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Melihat kondisi tersebut, kata Khofifah, provinsi paling timur di Pulau Jawa ini sangat berpeluang untuk memberi dukungan terhadap kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa.
“WHO menyampaikan bahwa terdapat kebutuhan 6 juta perawat yang bisa menjadi peluang perawat Indonesia. Nah Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa bahkan di luar negeri,” urai Khofifah.
Di hadapan pengurus dan anggota DPW PPNI Jatim, ia mengingatkan transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan dan kebutuhan bagi berbagai sektor, termasuk para perawat di dalamnya. Menurut dia, layanan kesehatan akan banyak menggunakan alat kesehatan berbasis hi-tech, sehingga penting bagi para perawat untuk selalu update teknologi dalam memberikan layanannya.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
“Artinya, para perawat perlu melakukan intensitas terhadap pengenalan alkes berbasis hi-tech. Selain spesifik skill keperawatan, para perawat harus paham teknologi juga. Apalagi, sekarang ini banyak peralatan kesehatan canggih, dibutuhkan mental yang canggih dan cekatan pula,” tuturnya.
Khofifah berujar, penggunaan teknologi itu tidak hanya ketika para perawat memberi layanan kesehatan, tetapi juga menyampaikan laporan (termasuk medical report).
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?
“Akses aplikasi saat ini luar biasa. Data bisa ter-capture real time dan presisi. Percepatan dengan teknologi digital. Bukan hanya layanan kesehatan, tetapi report seperti medical report,” kata Khofifah.
Pada kesempatan tersebut, Khofifah juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang terus memasifkan vaksinasi di wilayahnya. Ia bersyukur karena berdasarkan data Dashboard Kemenkes/KCPEN, per 27 November 2021, capaian dosis pertama Vaksinasi Covid-19 di Jatim tembus 22.316.301 orang atau 70 ,12 persen dari target provinsi, sedangkan untuk capaian dosis kedua, Vaksinasi Covid-19 di Jatim mencapai 14.829.578 orang atau 46,60 persen.
“Terima kasih, gotong royong dan sinerginya dari berbagai pihak, termasuk dari para perawat dan tenaga kesehatan se-Jatim, sehingga capaian vaksinasi di Jatim sudah mencapai 22.316.301 orang. InsyaAllah percepatan vaksinasi terus kami lakukan. Mari kita jaga kekompakan dan doa terbaik untuk kita semua, kuatkan disiplin protokol kesehatan dan percepat vaksinasi. Jangan lengah, jangan kendor,” paparnya.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) DPP PPNI, Harif Fadhillah, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Khofifah yang menggagas beberapa kebijakan yang berpihak kepada para perawat, khususnya yang ada di Jatim. Ia berharap, Gubernur Jatim bisa kembali membuat inisiasi kebijakan yang berpihak kepada para perawat yang berstatus non-PNS, serta bisa membuat kebijakan-kebijakan yang mengandung keberpihakan kepada profesi perawat.
"Terima kasih ibu rawuhnya, ini menunjukkan satu bentuk perhatian kepada kita para profesi perawat. Kami juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap beberapa kebijakan Ibu Gubernur Jatim yang sangat menyentuh kepada kepentingan perawat khususnya di provinsi Jawa Timur. Saya yakin kalau ibu gubernur Jawa timur mengeluarkan kebijakan itu saya yakin provinsi yang lain akan ikut," kata Harif.
Ia mencontohkan salah satu program dari Gubernur Jatim, yakni program Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes). Menurut dia, program tersebut adalah satu contoh program yang diduplikasi di daerah lain dengan bentuk dan modifikasi, pihaknya juga bisa menjadi role model bagi provinsi lainnya dalam segi kekompakan, semangat, dan profesionalitasnya.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Dalam Muswil ke-10 DPW PPNI Jatim, Gubernur Khofifah bersama Ketum DPP PPNI, dan Ketua DPW PPNI Jatim, juga memberi santunan kepada anak-anak para perawat yang telah wafat akibat Covid-19. Giat yang berlangsung di Mahameru Convention Hall, Hotel Aria Gajayana Malang, itu turut dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika; Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso; serta pengurus, dan anggota DPW PPNI Jatim. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News