LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) membuka layanan dapur umum khusus anak dan balita pengungsi APG Gunung Semeru. Dapur umum tersebut guna menjamin kebutuhan permakanan, nutrisi, serta gizi anak dan balita pengungsi agar terpenuhi selama berada di pengungsian.
“Tentu tidak bisa disamakan antara makanan orang dewasa, bayi, dan balita. Asupan nutrisi serta gizi anak dan balita harus terpenuhi meskipun sedang di pengungsian,” ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (11/12).
Baca Juga: Khofifah Raih Penghargaan dari Kementerian PPPA di Puncak Peringatan Hari Ibu 2024
“Artinya, anak atau balita tersebut tidak sekadar kenyang, namun angka kecukupan gizinya juga harus tercapai untuk membantu tumbuh kembang dengan baik, memenuhi kebutuhan energi, serta menjaga kesehatan secara keseluruhan,” tambah Khofifah.
Ia mengatakan, dapur umum bergerak khusus anak dan balita tersebut didirikan di lokasi pengungsian SMPN 1 Candipuro, Lumajang. Di lokasi tersebut, dapur anak dan balita menyasar sekitar 64 anak pengungsi (25 laki-laki, 39 perempuan) yang terdata di posko tersebut.
“Saya berharap dengan layanan ini, kesehatan dan daya tahan tubuh para pengungsi berkategori rentan bayi dan balita dapat terjaga di tengah-tengah kondisi dan situasi yang serba terbatas,” imbuhnya.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Kalaksa BPBD Jatim Budi Santosa menyampaikan bahwa untuk memastikan kebutuhan bayi dan balita pengungsi tercukupi secara optimal, pihaknya menurunkan Tim Srikandi BPBD untuk bertanggung jawab terhadap penyiapan bahan makanan bergizi dan mendistribusikannya kepada anak-anak di pengungsian.
Rencananya, dapur balita itu akan memberikan pelayanan di pos pengungsi secara bergilir dari satu tempat ke tempat yang lain. "Kita akan gilir untuk setiap titik pos pengungsi per dua hari," ujar Budi Santosa.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
Sebelumnya, Gunung Semeru meletus atau erupsi pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB dengan mengeluarkan awan panas di wilayah Lumajang dan sekitarnya. Hujan deras pada hari itu juga menyebabkan lahar dingin dari kawah gunung tertinggi di Pulau Jawa itu meluncur deras menerjang desa di bawahnya.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (10/12) pukul 21.00 WIB, jumlah warga meninggal dunia sebanyak 45 jiwa, luka berat 19 orang, luka ringan 19 orang, korbang atau dalam pencarian 12, dan mereka yang mengungsi 6.573 jiwa. Warga yang mengungsi tersebar di 126 titik. (dev/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News