SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Anwar Sadad, mengatakan politikus Nahdliyin harus menjadi alat politik NU (Nahdlatul Ulama) dalam memperjuangkan Mabadi Khayra Ummah atau prinsip dasar menjadi umat yang unggul.
Sebagai alat politik, maka para politikus Nahdliyin harus selalu terkoneksi dengan para kiai pengasuh pondok pesantren.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
"Kerena pesantren telah mengajarkan nilai-nilai agama sebagai pedoman di semua lini kehidupan. Karena itu, harus diaktualisasikan dalam perangkat kebijakan dan policy oleh lembaga berwenang," jelas Anwar Sadad saat menghadiri silaturahim pengasuh pondok pesantren di Pondok Pesantren Darul Fiqhi, Sekaran, Lamongan, Ahad (19/12).
Menurutnya, nilai-nilai yang telah menjadi kesepakatan bersama masyarakat dunia, seperti "Global Goals", pada dasarnya senapas dengan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren.
"Misalnya No Poverty, Zero Hunger, Clean Water, and Sanitation dan 14 tujuan hidup lainnya yang tertuang dalam SDG's, Sustainable Development Goals, pada dasarnya bukan sesuatu yang baru dalam tradisi keilmuan di pesantren," ungkap dia.
Baca Juga: Nama-Nama Anggota DPRD Jatim yang Diperiksa KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah
Di hadapan para kiai, Anwar Sadad berpesan supaya kader Gerindra yang ada di DPRD Provinsi maupun Kabupaten Lamongan harus bersedia menjadi alat perjuangan politik NU.
Tampak hadir mendampingi Anwar Sadad, dua anggota DPRD Jatim, M. H. Rofiq dan Hidayat, serta anggota DPRD Lamongan, Srinoto, Suhartono, dan Imam Fadli.
Sedangkan kiai yang hadir, tampak Rais Syuriyah PCNU Babat KH Mustaqim, Ketua Tanfidziyah KH Makmum Affandi, dan Ketua RMI PCNU Babat Gus Khotib Affandi. (mdr/rev)
Baca Juga: Bang Udin, Pemuda Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News