SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Cikal bakal Hari Ibu adalah pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia 22 - 25 Desember 1928. Kongres pertama yang bertempat di Yogyakarta tersebut, menjadi tonggak sejarah kebangkitan pergerakan Perempuan Indonesia yang menyatu demi mencapai kesetaraan dengan kaum laki-laki, dan turut serta aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Kemudian, secara resmi Hari Ibu diperingati tiap tahun di negeri ini, sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959. Saat itu, terlaksana Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung tahun 1938.
Baca Juga: Ajak Masyarakat Gelorakan Bela Negara, Bupati Sumenep Singgung Isu Geopolitik
Pada peringatan Hari Ibu ke-93 tahun 2021, Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemen PPPA) mengusung tema utama: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.
Salah satu aktivis perempuan, Ning Lia Istifhama, merelevansikan tema Hari Ibu 2021 ini sebagai spirit kuatnya peran perempuan bagi bangsa.
“Dengan tema Perempuan Berdaya, Indonesia Maju, maka secara otomatis menunjukkan bahwa perempuan atau kaum ibu pada khususnya, memiliki kekuatan atau daya membentuk generasi bangsa yang maju. Dengan kata lain, inilah yang disebut sebagai pondasi resiliensi," tutur Ning Lia, Senin (20/12/2021).
Baca Juga: PDIP Kabupaten Kediri Beri Santunan ke Panti Jompo dan ODGJ di Peringatan Hari Ibu
Lebih lanjut, aktivis sekaligus akademisi tersebut, menguraikan makna resiliensi.
"Resiliensi adalah kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik, meskipun dihadapkan dengan keadaan yang sulit. Dalam hal ini, sikap resiliensi dibutuhkan anak-anak yang menjadi tumpuan bangsa ini. Seorang Ibu memiliki daya kuat untuk membentuk karakter anak yang kuat, yang memiliki resiliensi saat menghadapi masalah," imbuhnya.
"Jika anak-anak ditempa sebagai pribadi yang kuat, mandiri, dan tidak cengeng, maka otomatis target Indonesia Maju akan tercapai," tutur Doktor Ekonomi Islam dari UINSA Surabaya itu.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
Ning Lia sendiri, sebelumnya pernah menjelaskan bahwa perempuan sebagai karakter BRAVE, yaitu Brainy, Robustness, Affection, Visionary, dan Empathy.
“Perempuan adalah fondasi negeri ini. Karena perempuan atau kaum ibu memiliki brainy atau kecerdasan, robustness atau ketangguhan, affection atau memiliki kasih sayang besar pada anak dan keluarganya, visionary atau memiliki visi membawa kebaikan, dan empathy atau kepedulian pada lingkungan sosial,” pungkas ibu dua anak ini. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News