Gubernur Khofifah Resmikan Laboratorium AMR, Jadi Penguat Layanan Kesehatan di Jawa Timur
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Selasa, 11 Oktober 2022 19:58 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Laboratorium Anti Microbacterial Resistance (AMR) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Matthew Downing, Selasa (11/10).
Gubernur Khofifah optimis bahwa laboratorium AMR ini bakal menjadi penguat layanan kesehatan di Jawa Timur yang berseiring dengan rencana kerja pemerintah (RKP), yakni reformasi sistem kesehatan nasional.
BACA JUGA:
Hari Lahir Pancasila, Khofifah: Membumikan Pancasila Jangan Sampai Hanya Jadi Jargon
Santuni Anak Yatim Terbanyak di Jawa Timur, Khofifah Apresiasi Pemkab Tuban
Kenapa Gaya Jalan Khofifah sangat Cepat? Ini kata Pakar Bahasa Tubuh
SPSI Jatim Dukung Khofifah Maju Pilgub 2024
“Pada posisi inilah laboratorium AMR semakin menguatkan kualitas layanan kesehatan baik di Jawa Timur dan nasional. Baik dari sisi alat dan peningkatan kapasistas SDM kesehatannya,” ungkap gubernur perempuan di Jawa Timur ini kepada awak media.
Sekadar diketahui, laboratorium AMR ini adalah hasil kerja sama antara Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Inggris bersama Kementerian Kesehatan RI dalam pengendalian Anti Microbacterial Resistance (AMR) di Indonesia.
Laboratorium yang didirikan menggunakan dana hibah dari The Fleming Fund ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan negara dalam mengidentifikasi dan mendiagnosis infeksi resisten obat dengan titik berat pada infeksi bakteri. Serta untuk memperbaiki data surveilans agar dapat digunakan untuk menentukan kebijakan tingkat nasional dan internasional.
Pengendalian anti microbacterial resistance (AMR) atau resistensi antibiotik akibat mikroba dinilai penting pada saat ini karena terbukti menjadi pandemi senyap yang berbahaya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, setiap tahunnya ada sebanyak 1,27 juta orang meninggal dunia karena infeksi akibat resisten terhadap obat antibiotik. Di tahun 2050, resistensi antimikroba diprediksi akan menjadi pembunuh nomor satu di dunia.
Di masa depan, resistensi antimikroba diperkirakan menyumbang tingkat kematian yang akan mencapai 10.000.000 jiwa per tahun. Bahkan bisa menyumbang kematian tertinggi terjadi di kawasan Asia.
Guna mencegah prediksi itu menjadi nyata, keberadaan laboratorium AMR ini penting dalam melakukan deteksi dan upaya pencegahan meluasnya resistensi antimikroba.
“Dengan adanya laboratorium AMR ini di Jatim, maka menjadi bagian dari update langkah antisipatif yang sangat strategis. Maka kami sangat berterima kasih pada Fleming Fund dan Wakil Duta Besar Inggris Matthew Downing,” ucapnya.
Terlebih peresmian laboratorium ini juga berhimpitan dengan HUT Pemerintah Provinsi Jawa Timur ke-77. Maka laboratorium ini dituturkan Gubernur Khofifah tak ubahnya sebuah hadiah yang indah.
“Apalagi kehadiran lab ini bukan hanya rujukan bagi tingkat regional saja, melainkan secara nasional. Di mana kita tahu, bahwa Jawa Timur adalah pintu gerbang menuju Indonesia Timur,” tuturnya
Khofifah pun yakin laboratorium AMR ini akan memberikan manfaat besar bagi peningkatan derajat kualitas layanan kesehatan masyarakat.