Gubernur Khofifah Resmikan Laboratorium AMR, Jadi Penguat Layanan Kesehatan di Jawa Timur
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Selasa, 11 Oktober 2022 19:58 WIB
“Insyaallah ini akan memberikan manfaat besar bagi peningkatan kualitas derajat kesehatan masyarakat dan langkah antisipasi dari kemungkinan bakteri dan virus,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Matthew Downing mengungkapkan bahwa di Indonesia hanya ada dua laboratorium rujukan AMR, salah satunya ada di Surabaya.
Menurut Matthew, AMR adalah ancaman bagi kesehatan dunia. Ia mengibaratkan Covid-19 sebagai tsunami, maka AMR adalah naiknya permukaan air laut. Tanpa batas dan bisa menenggelamkan kota semua.
“Pada semangat Presidensi G20, Pemerintah Inggris bersama The Fleming Fund bertekad sama untuk memastikan bahwa langkah antisipatif dampak AMR menjadi kepentingan global,” katanya.
“Saya bangga bisa berkolaborasi dengan Indonesia. Kami adalah mitra BBLK juga yang mampu memperbanyak keberadaan laboratorium serta meningkatkan kualitasnya,” imbuhnya.
Dikatakan Matthew, Fleming Fund Country Grant dari pemerintah Inggris untuk Indonesia telah mendukung Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya dengan investasi mencapai total Rp 6,2 miliar untuk renovasi, instrumen canggih, dan penguatan kapasitas laboratorium termasuk pelatihan penting.
Lanjut Matthew, bahwa AMR adalah pandemi yang sunyi. Sehingga kapasitas sistem pengambilan sampel dan laboratorium untuk menghasilkan data dengan cepat dan dengan standar tinggi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa.
“Pengawasan nasional, dengan koordinasi One Health di seluruh sistem, sangat penting untuk menginformasikan pemberian dan kebijakan perawatan kesehatan. Inggris bangga dapat berkolaborasi dengan Indonesia saat kita semua mengatasi ancaman mematikan ini,” ujar Matt.
Selain menunjang alat kesehatan dan kualitas laboratorium, Pemerintah Inggris juga meningkatkan kualitas SDM yang ada di BBLK. Dengan tujuan untuk menunjang kemampuan tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas sebagai laboratorium rujukan dan surveilans.
“Ini juga dilakukan untuk memperkuat sistem koordinasi pemerintah melalui AMR One Health. Di sini tenaga kesehatan dibekali keterampilan untuk mengolah data dari permasalah AMR. Sehingga bisa melindungi seluruh masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Di siai lain, ia menambahkan, BBLK Surabaya sebagai lab rujukan nasional pengendalian resistensi antimikroba (AMR) ini mampu mengetahui jenis kuman dalam waktu hanya 15 menit, sehingga memudahkan dokter dalam memberikan terapi kepada pasien secara cepat dan akurat.
Hal itu didukung dengan peralatan canggih yang dibantu Fleming Fund yaitu BioMerieux VITEK MS atau yang juga dikenal sebagai MALDI-TOF.
“Alat ini lebih cepat mendeteksi kuman dan mikoba dengan hanya 15 menit. Jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode lain yang membutuhkan waktu 4 jam,” pungkasnya. (dev/rev)