Diduga Lakukan Penipuan Pengurusan Sertifikat, Kades Ngadiboyo Dilaporkan ke Polisi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Diduga Lakukan Penipuan Pengurusan Sertifikat, Kades Ngadiboyo Dilaporkan ke Polisi

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Bambang Dwi Julianto
Kamis, 02 November 2023 13:21 WIB

Lahuri dan Sarmadi menunjukan berkas laporan polisi. Foto: BAMBANG/ BANGSAONLINE

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Kepala Desa (Kades) Ngadiboyo, Kabupaten , Aries Tri Rahendra, dilaporkan ke Polres oleh dua warganya terkait dugaan penipuan pengurusan sertifikat.

Pelapor adalah Lahuri dan Sarmadi, keduanya warga RT 04 RW 03 , Kecamatan Rejoso. Materi laporan yang diajukan oleh kedua korban sama, yaitu dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan biaya pengurusan sertifikat.

Lahuri mengaku ditipu sebanyak Rp25 juta oleh . Uang tersebut diserahkan ke Aries untuk biaya pengurusan sertifikat.

Lahuri mengungkapkan dirinya menyerahkan uang tersebut dua tahap. Yakni pada 13 Februari 2022 sebesar Rp10 juta, dan 3 Maret 2023 menyerahkan lagi Rp15 juta.

"Janjinya di awal pengurusan, bahwa sertifikat akan selesai 8 bulan. Saya tunggu dan tanyakan hingga saat ini, sertifikat belum jadi-jadi juga," kata Lahuri kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (1/11/2023).

"Saya minta agar pihak kepolisian segera memanggil dan mempidanakan Kades Aries," tandas Lahuri.

Serupa dengan Lahuri, Sarmadi juga dimintai uang puluhan juta oleh Aries saat mengurus . Bedanya, kasus yang dialami Sarmadi terjadi tahun 2016.

Adapun uang yang telah disetorkan oleh Sarmadi kepada mencapai Rp54 juta untuk pembayaran pengurusan 7 sertifikat ahli waris.

"Saya hanya orang kecil, berapa pun yang diminta akan diusahakan memenuhinya, meskipun utang sana-sini," keluh Sarmadi.

Menurutnya, pembayaran diawali pada 11 Oktober 2016 sebesar Rp7 juta, kemudian tanggal 3 Desember 2016 sebesar Rp7 juta, tanggal 22 Agustus 2019 sebesar Rp10 juta, tanggal 12 Oktober 2020 sebesar Rp10 juta, dan terakhir di 7 November 2020.

Total uang yang diserahkan kepada Aries sebanyak Rp54 juta, dan itu tercatat di kuitansi untuk membayar biaya pengurusan 7 sertifikat.

"Jelas ini penipuan, maka saya atas kesepakatan keluarga melaporkan kasus ini ke polisi," tandas Sarmadi.

Dalam kesempatan itu, Lahur dan Sarmadi juga menunjukkan bukti laporan ke Polres berupa surat tertanggal 2 Oktober 2023 dan bukti surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan (SP2HP) nomor B/673/SP2HP - 1/ lX/RES.1.11./2023/Satreskrim yang dikeluarkan pada tanggal 12 September 2023 oleh Satreskrim Polres yang dikirim kepada Sarmadi.

Berkas laporan yang diajukan ke Polres oleh Lahuri dan Sarmadi dilengkapi bukti-bukti akurat berupa kuitansi pembayaran biaya sertifikat yang diterima dan ditandatangani oleh Aries Tri Rahendra dengan nominal bervariasi.

Kanit 1 Pidum Satreskrim Polres , Ipda Imam Sutrisno, enggan memberikan keterangan saat dikonfirmasi terkait laporan Lahuri dan Sarmadi.

"Silakan hubungi Kasatreskrim atau KBO. Saya hanya penyidik dan tidak memiliki kewenangan, satu pintu, Mas," tandas Imam.

Sementara Aries Tri Rahendra juga belum bisa dikonfirmasi terkait laporan tersebut. Saat dihubungi selulernya, Aries tak menjawab. Begitu juga saat BANGSAONLINE.com mendatangi Kantor , yang bersangkutan tidak ada di tempat.

Sementara saat didatangi di kediamannya, wartawan hanya ditemui istrinya. "Maaf, Pak Lurah sedang tidak ada di rumah," ucap sang istri. (bam/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video