Peringati Dhammasanti Waisak 2568 BE, Pj. Gubernur Adhy Ajak Umat Buddha Perkuat Moderasi
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Sabtu, 15 Juni 2024 20:29 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono berpesan pada umat Budha di Jawa Timur untuk terus menguatkan fondasi moderasi dan mengedepankan kerukunan antarumat beragama. Sebab, semangat tenggang rasa dan toleransi ini akan menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan pembangunan di Jawa Timur.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri peringatan Dhammasanti Waisak 2568 BE / 2024 Provinsi Jawa Timur di Grand City Convex Surabaya, Sabtu (15/6/2024).
BACA JUGA:
Harapan Pj Gubernur Jatim saat Dampingi Wapres Tinjau Pabrik Pengolahan Limbah B3 di PIER
Pj Gubernur Adhy Ajak Delegasi 11 Negara Peserta AUG 2024 Nikmati Sajian Khas Jawa Timur di Grahadi
Di Peringatan HANI 2024, Pj Gubernur Jatim Ajak Perangi Narkoba dengan Prinsip Kasih Sayang
Pembukaan ASEAN University Games 2024, Pj Adhy: Kehormatan Bagi Jatim Jadi Tuan Rumah
"Jawa Timur adalah rumah besar yang aman dan nyaman bagi seluruh umat beragama. Termasuk Buddha. Karena Jatim miniatur implementasi Bhinneka Tunggal Ika. Tentunya kami berharap spirit toleransi dan moderasi beragama ini dapat menjadi pondasi pembangunan Jatim," ungkapnya.
Adhy menyatakan bahwa jumlah umat Buddha di Jawa Timur merupakan yang tertinggi di Indonesia sebesar 218.087. Angka ini juga didampingi Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2023 yakni sebesar 77,5. Jumlah ini melampaui rata-rata Indeks KUB nasional tahun 2023 sebesar 76,02.
Dipaparkan oleh Adhy, keseimbangan pemahaman agama di tengah masyarakat dapat memupuk sikap saling mengasihi dan menghargai, sehingga implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan dapat terwujud.
"Jatim ini sangat kondusif. Mengingat beragamnya umat beragama di Jatim, pemahanan agama menjadi lebih terbuka terhadap perkembangan kehidupan. Dengan ini moderasi beragama dapat terwujud dan menjauhkan masyarakat Jatim dari sikap ekstrem bahkan primordialisme dan intoleransi terhadap perbedaan," katanya.
Dilanjutkan oleh Adhy, moderasi beragama menjadi upaya untuk menemukan persamaan, bukan mempertajam perbedaan. Peringatan Waisak ini pun menjadi jalan bijak untuk memadukan cinta, kasih sayang, dan welas asih terhadap sesama.
"Secara khusus, saya mengajak umat Buddha di seluruh Jawa Timur menjadikan peringatan Waisak ini untuk memperkokoh dan memperkuat praktik kebenaran dengan menjalankan dhamma. Mari saling menaya keseimbangan batin, memuliakan keagungan tuhan yang maha welas asih, serta harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai umat beragama," ujarnya.