Smelter Freeport di Gresik Resmi Beroperasi, Telan Anggaran hingga Rp58 Triliun | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Smelter Freeport di Gresik Resmi Beroperasi, Telan Anggaran hingga Rp58 Triliun

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Syuhud
Kamis, 27 Juni 2024 21:56 WIB

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, bersama Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, dan rombongan meninjau Anode Casting. Foto: Ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, bersama Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, didampingi Presiden Direktur PT Indonesia (PTFI), Tony Wenas, meresmikan Beroperasinya Smelter PT Indonesia (FI), di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (), Kecamatan Manyar.

"Pabrik yang saya sebut extraordinary. Luar biasa dalam waktu 30 bulan sejak kita groundbreaking oleh Pak Presiden bisa (selesai pembangunan) on time. Ini luar biasa,” ucap Airlangga saat memberi sambutan, Kamis (27/6/2024).

Disampaikannya, pembangunan Smelter adalah bagian dari perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Proses pembangunan berlangsung tepat waktu, di mana saat ini telah mulai beroperasi dan berproduksi pada Agustus hingga mencapai kapasitas penuh pada Desember 2024.

“Jadi ini (smelter) sangat tepat waktu karena sekarang renewable energy menjadi tren dan butuh critical mineral salah satunya copper,” katanya.

Dengan adanya Smelter PTFI ini, ia menyebut aktivitas penambangan sampai proses pemurnian berlangsung di dalam negeri. Diharapkan hal ini berdampak positif bagi perekonomian di tanah air, di mana nilai tambah hasil tambang akan dinikmati di dalam negeri.

Sementara itu, Bahlil dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan bahagia dengan Smelter yang mulai beroperasi, sebab proses pembangunannya menghadapi sejumlah tantangan.

"Hari ini saya berbahagia dan bersyukur karena ini perjalanan panjang. Saya tahu betul membangun smelter ini tidak gampang, sempat mau digeser, dinamikanya minta ampun. Pada 2021, saat kita putuskan segera membangun, ada pandemi Covid-19. Namun, hari ini kita bisa sama-sama menyaksikan smelter ini (mulai beroperasi). Ini pembuktian manajemen mewujudkan komitmen implementasi syarat IUPK,” ujarnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diwakili Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Bambang Suswantono, menyebut pihaknya memonitor dan memantau pembangunan smelter .

“Dengan adanya peresmian operasi Smelter di Gresik ini maka menandai dimulainya hilirisasi mineral yang merupakan arahan Bapak Presiden (Joko Widodo). Alhamdulillah di Kabupaten Gresik, Pemprov Jatim ikut mendukung sehingga pembangunan Smelter selesai tepat waktu dan ini menandai dimulainya hilirisasi mineral di negara kita,” paparnya.

Tony mengatakan, pembangunan smelter baru ini merupakan komitmen PT Indonesia mendukung kebijakan hilirisasi mineral tembaga yang dicanangkan pemerintah. Menurut dia, tembaga ke depannya akan sangat dibutuhkan oleh dunia. 

Negara lain sedang berlomba dalam transisi energi, akan membutuhkan tembaga yang sangat banyak.

“Apa yang dicanangkan Pak Presiden dalam IUPK untuk membangun satu smelter baru lagi adalah intuisi yang tepat. Permintaan tembaga dunia akan meningkat terus, mempercepat pembentukan ekosistem electric vehicle, mempercepat Indonesia emas,” katanya.

Peresmian operasi Smelter PTFI berlangsung di depan area Tangki Asam Sulfat. Ditandai dengan penekanan tombol sirine dimulainya operasi smelter yang dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti.

Turut hadir Pj Gubernur Jawa Timur yang diwakili Pj Sekdaprov Jawa Timur, Bobby Soemiarsono, serta Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Untuk diketahui, smelter baru PTFI mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton. 

Selain menghasilkan katoda tembaga, smelter juga menghasilkan lumpur anoda yang selanjutnya dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas dan perak batangan, serta Platinum Group Metals (PGM).

Hingga akhir Mei 2024, investasi PTFI untuk pembangunan smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun. (hud/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video