Di Ponpes Ma'had An Nur Singowangi Kiai Asep Berharap Barra-Rizal Menang Mutlak | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Di Ponpes Ma'had An Nur Singowangi Kiai Asep Berharap Barra-Rizal Menang Mutlak

Editor: Tim
Rabu, 31 Juli 2024 11:17 WIB

Para Koordinator Kecamatan (Korcam) dan Ko0rdinator Desa (Kordes) relawan Barra-Rizal di Pondok Pesantren Ma’had An Nur Singowangi Jatirerejo Mojokerto, Selasa (30/7/2024). Foto: bangsaonline

Karena itu ia berjanji, pelayanan kesehatan yang buruk itu akan diperbaiki, jika Barra-Rizal terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Mojokerto. “Nanti kalau Barra-Rizal terpilih cukup menunjukkan KTP bebas biaya,” tegas Kiai Asep yang disambut tepuk tangan riuh.

Kiai Asep optimistis perbaikan pelayanan kesehatan itu bisa. “Buktinya, di daerah lain bisa. Kenapa di Mojokerto tak bisa,” kata Kiai Asep dengan suara lantang.

Begitu juga di bidang kesejahteraann papan. Masih banyak rumah penduduk tak layak huni. “Kalau di Kutorejo rumahnya sudah bagus-bagus. Tapi di daerah Gondang, di pegunungan itu masih banyak rumah tak layak huni,” katanya.

Kiai Asep berjanji akan melakukan bedah rumah. Menurut dia, rumah-rumah penduduk yang tak layak huni akan direnovasi. “Bedah rumah ini saya biayai sendiri, uang saya pribadi, bukan APBD,” kata Kiai Asep yang lagi-lagi mendapat tepuk tangan hadirin.

Yang paling ironis, kata Kiai Asep, adalah bidang pendidikan. Di Mojokerto belum ada SMA Negeri yang maju. “Padahal sekolah termaju di Indonesia itu ada di Mojokerto, yaitu Amanatul Ummah,” katanya sembari mengatakan bahwa tahun ini sebanyak 624 santri Amanatul Ummah diterima di PTN di seluruh perguruan tinggi Indonesia," katanya.

“Sekitar 40 siswa Amanatul Ummah diterima di kedokteran umum dan sekitar 200 siswa diterima di perguruan tinggi luar negeri,” tambahnya.

Sementara Kiai Muhammad Sholeh banyak bercerita tentang sejarah pondok pesantren yang diasuhnya. Yaitu Pondok Pesantren Ma’had An Nur. Pondok ini berdiri dua tahun lalu, 2022.

Menurut dia, pesantren yang diasuhnya itu banyak mendapat motivasi dan bimbingan dari Kiai Asep. Bahkan Kiai Asep duduk sebagai pembina yayasan dan meletakkan batu pertama untuk mengawali pembangunannya.

“Tahun pertama kami mendapat 16 santri,” tutur Kiai Sholeh. “Semuanya gratis. Mondoknya gratis, sekolahnya gratis, makan gratis, seragam gratis, buku gratis,” tambahnya.

Karena serba gratis muncul kritik. “Jangan sekolah di situ karena sekolah gratis itu pasti tak bermutu,” tutur Kiai Sholeh disambut tawa hadirin.

Ternyata santri tahun pertama itu, tutur Kiai Sholeh, justru banyak yang berprestasi. Bahkan banyak juara nasional.

Tahun kedua, tutur Kiai Sholeh, mendapat 52 santri. Masih serba gratis.

Tahun ketiga mendapat 167 santri. Tahun ketiga ini Kiai Sholeh mulai mendirikan Madrasah Aliyah. Sebelumnya hanya Madrasah Tsanawiyah.

Untuk santri angkatan ketiga itu, Kiai Sholehn mengaku mulai menarik sedekah dengan komitmen yang lunak pra orang tua santri. Misalnya menyumbang Rp 200 ribu atau Rp 300 ribu.

“Karena saya sudah tak punya uang. Penghasilan saya hanya dari kos-kosan. Saya punya 20 kamar kos,” katanya. Lagi-lagi disambut tawa hadirin.

Dalam acara itu Rizal Octavian hadir bersama kedua orang tuanya, Achmady dan istrinya. Ia memperkenalkan diri kepada warga Kutorejo.

Baik Rizal maupun Achmady sempat menyampaikan sambutan. Seperti pidato sambutan Achmady, Rizal juga mohon doa restu sekaligus dipilih dalam pemilihan bupati dan wakil bupati pada 27 Nopember 2024 mendatang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video