Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali

Editor: MMA
Minggu, 08 September 2024 07:08 WIB

Habib Luthfi Bin Yahya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Para kiai dan tersentak sadar bahwa banyak Habib klan Ba’alawi ternyata banyak merugikan NU. Bahkan mereka berani mengubah sejarah NU untuk kepentingn kelompoknya. Padahal pandangan politik keagamaan mereka sangat berbeda dengan pandangan keagamaan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri utama NU.

“Hadratussyaikh menentang penjajah, sedangkan Ba’lawi membela penjajah,” kata Prof Dr KH Imam Ghazali Said, MA kepada BANGSAONLINE, Ahad (8/9/2024).

Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UIN) Surabaya itu memberi contoh Habib Sulaiman bin Yahya yang sengaja didatangkan dari Yaman oleh pemerintah penjajah Hindia Belanda untuk melawan ulama-ulama pribumi yang melawan atau memberontak pada penjajah.

Karena itu pengasuh Pesantren Mahasiswa (Pesma) An-Nur Wonocolo Surabaya itu mengingatkan para kiai NU dan anak-anak muda NU agar waspada terhadap manuver politik klan Ba’alawi seperti Habib Luthfi Bin Yahya. Karena, jika tidak waspada, menurut Kiai Imam Ghazali, klan Ba’lawi itu akan menguasai NU.

Apalagi sekarang Habib Luthfi menjabat sebagai Rais ‘Aam Jam’iyah Ahlit Thariqah wal Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman). Yaitu organisasi tarikat di bawah naungan PBNU.

Kiai Imam Ghazali Said memberi contoh saat Muktamar ke-34 NU di Lampung. Menurut dia, pada Muktamar NU di Lampung itu Habib Luthfi sempat menjadi calon kuat Rais ‘Aam Syuriah PBNU.

“Bahkan menjadi calon kuat Rais Aam. Saya hadir (di Lampung). Jadi saya tahu,” tuturrnya.

Saat itu, tutur Kiai Imam Ghazali Said lagi, Habib Luthfi sempat masuk nominasi Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) dalam proses seleksi calon Rais ‘Aam Syuriah PBNU.

“Beliau itu nomor 10. Yang diambil 9 (kiai). Jadi gak masuk Ahwa,” ujar Kiai Imam Ghazali Said.

“Kiai Miftah (Miftahul Achyar) nomor 8. Nomor 1 Kiai Dimyati Rois. (Tapi) Kiai Dimyati Rois tak berkenan (jadi Rais ‘Aam). Gus Mus nomor 2 juga tidak berkenan,” tambah Kiai Imam Ghazali Said lagi.

Yang jadi Rais ‘Aam akhirnya Kiai Miftah. Karena bersedia. Sedang kiai-kiai besar seperti Kiai Dimyati Rois dan Gus Mus tak berkenan.

Momentum itu menarik. Karena KH Achmad Chalwani saat itu sangat menentang pencalonan Habib Luthfi Bin Yahya. “Kiai Chalwani itu – kalau bahasa sekarang kampanye – jangan sampai Habib Luthfi jadi Rais ‘Aam PBNU,” kata Kiai Imam Ghazali Said.

Kiai Achmad Chalwani adalah pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Gebang, Purworejo. Ia juga mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.

“Kenapa (Kiai Chalwani) tidak setuju. Ini yang penting. Karena kalau (Habib Luthfi) jadi Rais ‘Aam akan memasukkan kakeknya sebagai pendiri NU,” tegas Kiai Imam Ghazali Said.

Karena itu Kiai Imam Ghazali Said mengingatkan para kiai NU agar jangan sampai memberi peluang kepada Habib Luthfi Bin Yahya untuk menjadi pengurus NU. Apalagi sampai menjadi Rais Aam Syuriah PBNU. 

Nah, untuk lebih gamblang dan mendalam lagi silakan simak Podcast BANGSAONLINE di channel YouTube. Khusus tema ini terdiri dari dua episode. 

Tema Podcast ini mendapat perhatian para tokoh nasional, termasuk Prof Dr Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi dan Menko Polhukam RI.

Selamat menonton. Semoga bermanfaat dan penuh barokah.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video